Grid.ID - Lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut” karya Ibu Sud adalah salah satu lagu wajib di masa sekolah.
Mendengarnya, imajinasi kita dibawa menuju gambaran gagahnya nenek moyang kita, menari dan bercengkrama dengan ombak badai, menjelajahi dunia baru, tanpa gentar, tanpa takut.
Pada masa kini, lagu tersebut mendapatkan relevansinya lagi dalam kehidupan nelayan di berbagai pesisir pantai Indonesia.
Mereka harus berjibaku setiap hari mengarungi badai yang semakin ganas sebagai dampak perubahan iklim. Bahkan, kehidupan mereka pun dibayangi oleh kemiskinan dan kelaparan.
Dampak perubahan iklim begitu nyata dirasakan oleh nelayan dan semua orang Indonesia yang saat ini menggantungkan hidup mereka dari alam.
Perlu nyali, kegigihan dan semangat yang besar untuk bertahan hidup. Lalu, di mana posisi pemerintah Indonesia dalam menyikapi perubahan iklim yang terjadi secara global ini?
Siapkah kita dengan berbagai instrumen perundangan dan hukum untuk mengatur, melindungi dan terutama melestarikan semua sumber daya alam kita, agar secara berkelanjutan berdampak positif bagi masyarakatnya?
Sebuah paparan yang sangat jelas dan gamblang yang menjelaskan kepada pembaca, apa saja aspek legal dari pemerintah yang dapat digunakan oleh para pelaku usaha yang bergantung pada alam, para profesional di bidang hukum dan para pengambil kebijakan terkait dengan isu lingkungan hidup, sebagai instrumen hukum dalam menghadapi berbagai dampak perubahan iklim di Indonesia.
Elex Media, Kelompok Penerbitan dalam naungan Kelompok Kompas Gramedia meluncurkan buku Menjaga Nusantara Tetap Hijau, Kebijakan Indonesia Menghadapi Isu Perubahan Iklim yang ditulis oleh Tobias Utomo Budiman.
Buku tersebut akan tersedia di Toko Gramedia dan toko-toko buku lainnya pada bulan September 2024, dengan harga retail di Pulau Jawa Rp97 ribu. (*)