Find Us On Social Media :

Terkuak, Tradisi Senioritas PPDS Undip Telah Berlangsung Lama, Bayar Rp 40 Juta untuk Sewa Mobil hingga Bayar Kos Seniornya?

By Ines Noviadzani, Senin, 16 September 2024 | 10:29 WIB

Terungkap tradisi senioritas mahasiswa PPDS Undip yang telah berlangsung lama.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ines Noviadzani

Grid.ID - Terkuak sudah tradisi senioritas kasus dugaan perundungan PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip).

Seperti yang telah diketahui, kematian dokter residen sekaligus mahasiswi PPDS Undip beberapa waktu lalu telah menjadi perhatian publik.

Aulia Risma Lestari ditemukan meninggal di dalam kamar kosnya.

Hal itu pun diduga kuat akibat adanya dugaan perundungan oleh seniornya.

Dilansir dari Tribun Medan, pihak Fakultas Kedokteran (FK) Undip dan RSUP dr Kariadi mengakui adanya hal tersebut.

Dekan FK Undip, Yan Wisnu Prajoko mengatakan bahwa praktik perundungan telah terjadi secara sistematis dan kultural.

Artinya perundungan atau senioritas sudah terjadi turun temurun sejak lama.

Perundungan yang dimaksud tak hanya berupa fisik, namun juga berupa sistem jam kerja hingga kewajiban dalam membayar iuran.

"Kalau perundungan fisik tidak terlalu banyak. Lebih banyak terkait perundungan jam kerja dan iuran," jelasnya.

Yan mengatatakan ada sekitar tujuh sampai belasan mahasiswa baru yang masih menjalani program studi tersebut.

Baca Juga: Dokter Aulia PPDS Undip Ternyata Sering Dipalak Senior hingga Rp 40 Juta Per Bulan, Kemenkes Sebut Duitnya Dipakai untuk Hal Ini

Mereka menyetor uang pungutan itu pada mahasiswa seniornya selama menjalani PPDS di RSUP dr Kariadi.

"Jadi kalau di anastesi I, di semester 1 mereka per bulan satu orang Rp 20-40 juta untuk 6 bulan pertama. Untuk gotong royong konsumsi, tapi nanti ketika semester 2, nanti gantian yang semester 1 terus begitu, jadi semester 2 tidak itu lagi," jelasnya.

Diketahui iuran tersebut digunakan untuk membayar kebutuhan operasional lain seperti menyewa mobil dan membayar kos.

Sementara dilansir dari laman Kompas.com, kuasa hukum keluarga dokter Aulia yang ditemukan meninggal di kamar kosnya mengungkap adanya dana sebesar Rp 225 juta dari rekening Aulia ke sejumlah orang.

"Nanti kita lihat alirannya ke mana saja. Masih ditelusuri lewat pemeriksaan Ibu dari dokter ARL di Polda Jateng," jelasnya.

Meski begitu, ia enggan menyebutkan nama atau identitas terduga penerima dana.

"Ibu korban yang menjelaskan ke penyidik soal rekening koran tersebut uang mengalir ke mana saja," jelasnya.

Saat ini proses penyelidikan masih dilakukan oleh kepolisian guna mengungkap adanya kasus tersebut.

(*)