Find Us On Social Media :

Innalillahi, Ratusan Jemaah Selawatan di Kediri Diduga Keracunan, Polisi Panggil Panitia dan Penyuplai Makanan

By Ines Noviadzani, Rabu, 2 Oktober 2024 | 17:09 WIB

Keracunan massal di Kediri sebabkan ratusan jemaah selawatan alami mual dan muntah.

Laporan Wartawan Grid.ID, Ines Noviadzani

Grid.ID - Sebanyak ratusan jemaah selawatan di Kediri diduga keracunan makanan.

Acara yang seharusnya berjalan lancar mendadak ricuh lantaran ratusan jemaah tumbang.

Para jemaah diduga keracunan makanan yang dikonsumsi saat selawatan.

Melansir dari Tribunnews.com, acara selawatan ini digelar di Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada Selasa (1/10/2024).

Para jemaah pun mengalami mual hingga muntah di lokasi.

Bahkan dua orang harus dilarikan ke rumah sakit.

"Kami sudah mengevakuasi korban ke dua rumah sakit, yakni Rumah Sakit Kabupaten Kediri dan RS HVA Pare. Saat ini kondisi para korban masih dalam pantauan medis," ujar Kapolsek Pare, Sarwo Edi.

Para jemaah diduga keracunan yang berasal dari makanan dan minuman kemasan.

Atas adanya insiden tersebut, acara selawatan pun dihentikan oleh kepolisian.

"Kami memutuskan untuk menghentikan acara demi keamanan dan keselamatan jemaah. Ini langkah yang harus diambil, mengingat jumlah korban yang terus bertambah," jelasnya.

Baca Juga: Viral, Wanita Indonesia Ini Bagi-bagi Makanan Gratis Jum'at Berkah di Masjid China, Auto Diserbu Jemaah: Syiar Islam Kita di Sini

Kini pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan terkait kasus keracunan massal tersebut.

Melansir dari Kompas.com, Kapolsek Pare Iptu Siswo Edi menyebut kasus tersebut telah menjadi perhatian serius yang harus ditangani.

"Peristiwa ini mengejutkan masyarakat setempat dan menjadi perhatian serius bagi kepolisian. Kasusnya nanti ditangani oleh Satreskrim," ujarnya.

Diketahui makanan dan minuman yang dikonsumsi dibagikan secara gratis oleh panitia.

Namun terdapat kejanggalan pada makanan dan minuman yang dibagikan.

Beberapa warga bersaksi bahwa rasa makanan sudah berubah.

Selain itu, keterangan kedaluwarsa pada kemasan juga sudah hilang.

Seorang jemaah berinisial S menyebut bahwa makanan yang dibagikan banyak yang sudah melempem.

"Saya cek kedaluwarsanya juga sudah tidak ada. Biasanya kan ada keterangan kedaluwarsanya di bagian tutup botol," jelasnya.

"Padahal itu minuman mahal. Kalau di toko harganya sekitar Rp 7.000-an," sambungnya.

Diketahui pihak kepolisian telah mengamankan sampel dari makanan dan minuman yang dibagikan.

Baca Juga: Astaghfirullah, Terungkap Motif Ibu Muda di Medan yang Aniaya Anak Kandungnya Pakai Ikat Pinggang, Kesal Gegara Hal Sepele Ini

(*)