Find Us On Social Media :

Presenter ini Divonis Mengidap Empty Sella Syndrome, Penampilannya Berubah Drastis, Kenali Gejalanya!

By Ulfa Lutfia Hidayati, Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB

Ruben Onsu

Grid.ID - Empty Sella Syndrome mungkin menjadi penyakit yang terdengar asing di telinga.

Namun salah satu presenter kondang di Indonesia ini telah divonis mengidap Empty Sella Syndrome.

Penyakit Empty Sella Syndrome ini membuat penampilan sang presenter kondang itu berubah drastis.

Lalu apa sebenarnya penyakit langka ini?

Cari tahu lebih jelas soal penyakit Empty Sella Syndrome serta gejalanya yang harus diwaspadai berikut ini, yuk!

Ruben Onsu Idap Penyakit Langka

Presenter yang mengidap Empty Sella Syndrome tak lain adalah Ruben Onsu.

Kondisi kesehatan Ruben sempat memburuk.

Demi sembuh dari penyakitnya, ia rela berobat hingga ke Singapura.

Baca Juga: Nasib Betrand Peto Disorot Usai Ruben Onsu dan Sarwendah Cerai, Jatah Uang Bulanan Ternyata Fantastis, Setara UMR Jakarta?

Ternyata Ruben divonis mengidap penyakit bernama Empty Sella Syndrome (ESS).

Pengakuan itu diungkap Ruben Onsu pada Raffi Ahmad dalam sebuah program di televisi nasional.

"Kemarin itu aku sudah MRI. Jadi, ada bercak-bercak putih di bagian otak, A. Dan yang kedua juga ada Empty Sella Syndrome," ujar Ruben.

Pengertian Empty Sella Syndrome

Dikutip dari laman Hopkins Medicine, empty sella syndrome adalah kondisi saat sella tursika membesar.

Sella tursika merupakan struktur tulang di mana kelenjar pituitari berada.

Adapun lokasi sella tursika terletak pada dasar otak Mereka yang mengalami empty sella syndrome saat dilakukan rekam kepala, kelenjar puitari awalnya akan terlihat seperti hilang. 

Namun sebenarnya kelenjar tersebut tidaklah hilang.

Penyebab dan Gejala

Baca Juga: Syok! Ruben Onsu Akhirnya Bongkar Penyebab Awal Ceraikan Sarwendah, Singgung Perang Mulut: Itu Nggak Bagus

Melansir Tribunnews, dokter spesialis neurologi RS Atma Jaya, Andre SpN mengungkapkan, penyebab penyakit empty sella sindrom.

Ia mengatakan, faktor risiko tersebut dibagi menjadi dua yakni Primer dan Sekunder.

"Untuk faktor primer, sampai saat ini belum diketahui penyebabnya meskipun sudah dicari dengan berbagai pemeriksaan," kata dia saat dihubungi Tribunnews com, Senin (1/8/2022).

Kedua faktor sekunder, penyakit ini disebabkan penyakit lainnya seperti pasca kecelakaan, tumor, infeksi, paskaoperasi dan lain sebagainya.

"Penyakit ini disebut sindrom karena merupakan kumpulan berbagai gejala. Pada prinsipnya gejala yang timbul karena berhubungan dengan ketidak seimbangan hormon di tubuh kita" jelas dokter Ander.

Dokter Andre menerangkan, pada awalnya terjadi tidak spesifik atau menyerupai penyakit lainnya seperti mudah lelah atau letih, sakit kepala, kurangnya libido, gangguan siklus haid pada wanita, gangguan penglihatan atau pandangan ganda.

Juga buang air kecil yang sangat berlebihan, gangguan garam atau elektrolit di tubuh dan lain sebagainya.

Ia menerangkan, empty sella syndrom adalah sekumpulan gejala yang berhubungan dengan gangguan pada sella tursica atau rumah pengatur hormon di tubuh dan kelenjar pituitary. 

Kelenjar pituitary adalah kelenjar yang berukuran kecil seperti kacang tetapi fungsinya sangat penting bagi tubuh kita dalam mengatur hormon tubuh.

Baca Juga: 'Takut Nggak Bangun Lagi' Tubuhnya Digerogoti Empty Sella Syndrome, Ruben Onsu Bongkar Fakta Mengejutkan Soal Kondisi Kesehatannya sampai Irfan Hakim Tak Kuasa Tahan Tangis!

"Karena fungsinya yang sangat penting maka organ ini dilindungi oleh tulang yang disebut sella tursica," imbuhnya.

Pada empty sella syndrom, sella tursica ini bisa terjadi gangguan dan diisi oleh cairan otak yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan pada kelenjar pituitary atau kelenjar pituitary ini mengecil.

Pengobatan Empty Sella Syndrome

Empty sella syndrome biasanya bukan suatu kondisi yang mengancam jiwa.

Pasien yang mengalami kondisi ini namun tidak mengalai masalah kesehatan apapun tidak perlu melakukan perawatan.

Namun bila gejalanya kiang mengganggu mungkin dokter akan menawarkan perawatan dengan obat jika kelenjar pituitary tak mengeluarkan jumlah hormon yang tepat.

Jika cairan tulang belakang bocor dari hidung, dokter mungkin melakukan operasi untuk mencegah hal tersebut terjadi.

(*)