Find Us On Social Media :

Kesibukan Hotman Paris Bikin Sang Istri Khawatir, Agustianne Marbun sampai Harus Titip Pesan ke Teman Sang Suami, Ada Apa?

By Fidiah Nuzul Aini, Kamis, 31 Oktober 2024 | 08:23 WIB

Kesibukan Hotman Paris Bikin Sang Istri Khawatir, Agustiane Marbun sampai Harus Titip Pesan ke Teman Sang Suami, Ada Apa?

Melansir dari Kompas.com, Dr. Hotman Paris Hutapea, S.H., LL.M., M.Hum, lahir di Laguboti, Sumatera Utara, pada 20 Oktober 1959.

Menurut informasi dari laman IKA Unpar, Hotman Paris adalah seorang pengacara yang fokus pada bidang hukum bisnis internasional.

Ia menyelesaikan pendidikan sarjana hukum di Universitas Katolik Parahyangan (FH Unpar) Bandung, dan berhasil lulus pada tahun 1981.

Pada tahun 1990, Hotman melanjutkan studinya di University of Technology, Sydney, Australia, untuk meraih gelar Master of Laws (LL.M).

Selain itu, pada tahun 2005, Hotman juga memperoleh gelar magister hukum dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Tidak berhenti di situ, Hotman kembali memperdalam ilmu hukumnya dengan melanjutkan studi doktoral di Universitas Padjadjaran.

Hotman Paris resmi menyandang gelar doktor pada tahun 2011.

Ia lulus dengan predikat cum laude setelah berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan para penguji.

Pada saat itu, tim promotor yang dipimpin oleh Prof. Dr. Djuhaendah Hasan mengingatkan Hotman untuk memaknai gelar tersebut sebagai tanggung jawab untuk mengembangkan ilmu, bukan sekadar tambahan dua huruf.

Hotman Paris mengungkapkan bahwa ia sangat menyukai profesinya sebagai pengacara.

Menurutnya, terdapat tiga tipe pengacara.

Baca Juga: Baim Wong Tuding Paula Verhoeven Selingkuh, Hotman Paris Sebut Pembuktiannya Susah!

Pertama, pengacara yang memang memiliki bakat alami sejak lahir, kedua pengacara yang hebat, dan ketiga pengacara yang kurang cakap.

"Lawyer ada tiga jenis, lahir dari kandungan sudah jadi lawyer, berbakat gitu loh, born to be a lawyer. Lalu lawyer bagus, dan yang ketiga lawyer bodoh," ucap Hotman.

"Sepertinya saya lawyer yang memang sudah berbakat, ditambah dengan bekerja keras dan pendidikan dari orangtua," tambahnya, membeberkan resep untuk kesuksesannya.

Menurutnya, seseorang tidak akan bisa menjadi pengacara yang luar biasa tanpa pengalaman kerja bertahun-tahun sebagai bawahan terlebih dahulu.

Ia juga menyarankan untuk bekerja di firma hukum yang memiliki pengalaman internasional, agar bisa belajar dari mentor yang terlibat dalam proyek besar.

(*)