Untungnya, kakek Gading saat itu diselamatkan, namun oleh tentara Jepang diminta untuk melakukan kerja paksa ke Riau.
"Buyut gue tuh tentara Belanda tapi kerja kayak yang PMI-nya gt.
Lagi naik kapal biasanya kalau perang itu jurnalis sama PMI (medis) gak boleh (diserang).
Nah ini kapalnya dibom Jepang, tenggelem diselametin semuanya tapi malah disuruh kerja paksa di Riau," cerita Gading Marten.
Sesampainya di Riau, sang kakek dan tawanan lain dipaksa bekerja untuk membuat rel kereta hingga akhirnya meninggal karena malaria.
"Bikin rel kereta, meninggalnya malaria di sana, kuburannya di Bandung.
Jadi begitu nikah ama uyut, punya anak tuh Oma Nora, mamahnya papah, udah cuman satu itu," tandas Gading Marten.
(*)