Find Us On Social Media :

Ditinggal Suami 20 Tahun, Perjuangan Ibunda Natasha Wilona Disorot, Banting Tulang Cari Nafkah sampai Jualan Baju Rp 20 Ribuan

By Fidiah Nuzul Aini, Kamis, 28 November 2024 | 13:53 WIB

Ditinggal Suami 20 Tahun, Perjuangan Ibunda Natasha Wilona Disorot, Banting Tulang Cari Nafkah sampai Jualan Baju Rp 20 Ribuan

Baca Juga: Cinta Lama Belum Kelar, Verrell Bramasta Kepergok Pandangi Natasha Wilona dengan Tatapan Dalam, Netizen Ikut Meleleh: Temboknya Terlalu Tinggi

"Mama lebih capek dari kita, antar kita sekolah, masakin bekal, jemput, pulang lagi bersihin rumah, cuci baju, sorean ajarin kita, malam rapihin yang buat jualan."

"Aku nggak pernah lihat mama bilang capek, ngeluh, bilang lelah," ungkapnya.

Wilona, yang kini dikenal sebagai artis sukses dan mapan, mengingat masa-masa sulit dalam hidupnya.

Dulu, bersama ibu dan kakaknya, Wilona pernah tidur di rumah yang hanya beralaskan tanah dan makan ikan yang dibagi tiga karena kekurangan uang.

Selain itu, Natasha Wilona dan sang ibunda sempat hidup susah.

Melansir dari Kompas.com, Pada usia 4 tahun, Wilona harus pindah dari Jakarta ke Banjarmasin.

Karena keterbatasan ekonomi, ibu Wilona terpaksa berkeliling menjual baju untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Aku sebenarnya dulu sempat tinggal di Jakarta, umur 4 tahunan baru pindah tinggal di Banjarmasin,” kata Wilona dikutip dari kanal YouTube NGOBROL ASIX, Senin (13/9/2021).

“Dan di situlah, maksudnya mama lagi krisis keuangan, harus biayai anak sekolah, tapi mama juga kayak cuma jualan baju, pokoknya kerja apa pun yang bisa menghasilkan,” lanjutnya.

Pada waktu itu, Wilona yang kini berusia 22 tahun, harus tinggal di rumah kontrakan dengan biaya Rp 2,5 juta per tahun.

Rumah tersebut beratap kayu dan penuh dengan nyamuk.

Baca Juga: Natasha Wilona Ungkap Perjuangan Ibundanya sejak Kecil, Kini Hampir 20 Tahun Tak Tahu Keberadaan Sang Ayah

“Jadi rumahnya sudah terbayang ya seperti apa. Rumahnya itu memang rumah kayu, adanya di gang kecil, terus bawahnya itu tanah,” ujar Wilona.

“Kita itu enggak ada atap, maksudnya memang benar-benar kayu. Jadi tidur kita pakai kelambu supaya enggak kena nyamuk,” lanjutnya.

Pada usia 6 tahun, Wilona dan keluarganya kembali ke Jakarta.

Namun, meski sudah di Jakarta, mereka masih menghadapi kesulitan ekonomi.

Wilona, ibunya, dan kakaknya harus tinggal di sebuah kos yang sempit dan panas.

“Sampai di Jakarta pun masih susah karena memang saat itu ekonomi masih susah. Jadi ya kontrak. Kita pernah tinggal di kos-kosan satu kamar, sampai badan aku sama kakakku banyak biang keringat saking panasnya itu kos-kosan,” tutur Wilona.

(*)