Find Us On Social Media :

Ditinggal Suami 20 Tahun, Perjuangan Ibunda Natasha Wilona Disorot, Banting Tulang Cari Nafkah sampai Jualan Baju Rp 20 Ribuan

By Fidiah Nuzul Aini, Kamis, 28 November 2024 | 13:53 WIB

Ditinggal Suami 20 Tahun, Perjuangan Ibunda Natasha Wilona Disorot, Banting Tulang Cari Nafkah sampai Jualan Baju Rp 20 Ribuan

Laporan Wartawan Grid.ID, Fidiah Nuzul Aini

Grid.ID - Ibunda Natasha Wilona ditinggal suami selama 20 tahun.

Perjuangan ibunda Natasha Wilona kini jadi sorotan.

Ibunda Natasha Wilona ternyata banting tulang cari nafkah sampai jualan baju Rp 20 ribuan.

Keluarga Natasha Wilona belakangan ini sedang ramai diperbincangan.

Pasalnya, ayah Natasha Wilona mendadak muncul ke publik usai 20 tahun menghilang.

Didi Setiadi, yang mengklaim dirinya sebagai ayah kandung Natasha Wilona, langsung menjadi sorotan publik.

Hal ini mengejutkan karena ia muncul setelah dua dekade tidak diketahui keberadaannya.

Melansir dari TribunJatim.com, Didi Setiadi mengakui kesalahannya karena meninggalkan Natasha Wilona saat masih kecil.

Ia menyampaikan kerinduannya kepada sang putri dan berharap diberi kesempatan untuk bertemu dan meminta maaf secara langsung.

"Abah menyadari kesalahan Abah. Mudah-mudahan anak-anak Abah bisa memaafkan," katanya.

Selama ini, Didi Setiadi tinggal di Bali. Ia mengetahui perkembangan Natasha Wilona lewat media sosial dan berusaha menghubunginya untuk meredakan kerinduannya.

Baca Juga: Ayah Natasha Wilona Mendadak Muncul Usai 20 Tahun Menghilang, Kondisi Rumah Sang Artis Semasa Kecil Sungguh Memprihatinkan

Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil.

"Saya tidak ketemu dengan anak saya sudah 20 tahun. Selama ini, saya berusaha menenangkan diri dengan melihat melalui media sosial untuk melampiaskan kerinduan terhadap anak-anak saya," ujarnya.

"Selama ini Abah berupaya menghubungi kedua anak, tetapi tidak mempunyai akses. Makanya, saya hanya bisa melalui berkomunikasi melalui adik abah, Ferry Setiadi. Sekarang, posisi Abah di Bali, sedangkan anak jauh di Jakarta," lanjut Didi.

Kini, seiring bertambahnya usia, Didi Setiadi merasa semakin ingin bertemu dengan Natasha Wilona dan bahkan menangis saat mengungkapkan keinginannya tersebut.

Ia meyakinkan Natasha Wilona bahwa tidak ada motif lain di balik tindakannya, hanya rindu dan penyesalan atas perbuatannya yang telah meninggalkan Natasha.

"Abah menyadari, usia Abah makin bertambah dan dari segi tenaga juga ngurangan, Abah inginlah berjumpa dengan anak Abah. Mudah-mudahanlah bisa ada.... Abah nggak ada motif lain, mungkin di sisa hidup Abah ingin menjadi orang yang bisa berguna bagi keluarga dan anak-anak," bebernya.

Selain itu, Didi Setiadi juga menghargai peran ibunda Natasha Wilona yang seorang diri membesarkan anak hingga bisa seperti sekarang.

"Abah sangat berterima kasih ke ibunya Natasha yang selama ini membimbing dan merawat hingga bisa seperti sekarang," ucapnya.

Usai ayah Natasha Wilona muncul ke publik, perjuangan sang ibunda kini jadi sorotan.

Kira-kira bagaimana perjuangan ibunda Natasha Wilona?

Baca Juga: Tangisan Ayah Kandung Natasha Wilona Usai Tinggalkan Putrinya Selama 20 Tahun, Begini Pesannya untuk Mantan Verrell Bramasta

Melansir dari TribunLampung.co.id, Natasha Wilona mengungkapkan bahwa ibunya tak pernah menunjukkan keluhan atau menangis.

Sejak berusia empat tahun, Natasha Wilona bersama kakaknya tinggal dengan sang ibu setelah orang tuanya bercerai.

"Mama adalah ibu rumah tangga sekaligus dulu mama suka jualin baju selembar-selembar di sekolah, Rp 20 ribu gitu."

"Perjuangan mama aku sangat-sangat luar biasa," puji Natasha Wilona.

Meskipun mereka hidup dalam kesulitan, sang ibu selalu memberi semangat kepada Natasha dan kakaknya untuk tidak menyerah dalam mengejar impian.

"Mama selalu ingetin buat fokus belajar, kalau punya karier dan cita-cita ayo tekuni. Mama temenin," ungkapnya.

"Mama aku bisa jadi single mom yang bisa bikin dua anaknya tidak kekurangan kasih sayang,” lanjutnya.

Wilona menyebut tidak pernah melihat sang ibu menangis.

"Aku sama sekali nggak pernah ngelihat mama sekalipun nangis atau ngeluh."

"Dari aku kecil sampai aku segede ini. Sama sekali nggak pernah," bebernya.

Ia merasa sangat takjub melihat perjuangan sang ibu dalam memenuhi kebutuhannya dan sang kakak.

Baca Juga: Cinta Lama Belum Kelar, Verrell Bramasta Kepergok Pandangi Natasha Wilona dengan Tatapan Dalam, Netizen Ikut Meleleh: Temboknya Terlalu Tinggi

"Mama lebih capek dari kita, antar kita sekolah, masakin bekal, jemput, pulang lagi bersihin rumah, cuci baju, sorean ajarin kita, malam rapihin yang buat jualan."

"Aku nggak pernah lihat mama bilang capek, ngeluh, bilang lelah," ungkapnya.

Wilona, yang kini dikenal sebagai artis sukses dan mapan, mengingat masa-masa sulit dalam hidupnya.

Dulu, bersama ibu dan kakaknya, Wilona pernah tidur di rumah yang hanya beralaskan tanah dan makan ikan yang dibagi tiga karena kekurangan uang.

Selain itu, Natasha Wilona dan sang ibunda sempat hidup susah.

Melansir dari Kompas.com, Pada usia 4 tahun, Wilona harus pindah dari Jakarta ke Banjarmasin.

Karena keterbatasan ekonomi, ibu Wilona terpaksa berkeliling menjual baju untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Aku sebenarnya dulu sempat tinggal di Jakarta, umur 4 tahunan baru pindah tinggal di Banjarmasin,” kata Wilona dikutip dari kanal YouTube NGOBROL ASIX, Senin (13/9/2021).

“Dan di situlah, maksudnya mama lagi krisis keuangan, harus biayai anak sekolah, tapi mama juga kayak cuma jualan baju, pokoknya kerja apa pun yang bisa menghasilkan,” lanjutnya.

Pada waktu itu, Wilona yang kini berusia 22 tahun, harus tinggal di rumah kontrakan dengan biaya Rp 2,5 juta per tahun.

Rumah tersebut beratap kayu dan penuh dengan nyamuk.

Baca Juga: Natasha Wilona Ungkap Perjuangan Ibundanya sejak Kecil, Kini Hampir 20 Tahun Tak Tahu Keberadaan Sang Ayah

“Jadi rumahnya sudah terbayang ya seperti apa. Rumahnya itu memang rumah kayu, adanya di gang kecil, terus bawahnya itu tanah,” ujar Wilona.

“Kita itu enggak ada atap, maksudnya memang benar-benar kayu. Jadi tidur kita pakai kelambu supaya enggak kena nyamuk,” lanjutnya.

Pada usia 6 tahun, Wilona dan keluarganya kembali ke Jakarta.

Namun, meski sudah di Jakarta, mereka masih menghadapi kesulitan ekonomi.

Wilona, ibunya, dan kakaknya harus tinggal di sebuah kos yang sempit dan panas.

“Sampai di Jakarta pun masih susah karena memang saat itu ekonomi masih susah. Jadi ya kontrak. Kita pernah tinggal di kos-kosan satu kamar, sampai badan aku sama kakakku banyak biang keringat saking panasnya itu kos-kosan,” tutur Wilona.

(*)