Find Us On Social Media :

Ini Bukti Ibu Tien Adalah Cinta Sejati Soeharto, Bermula dari Perjodohan Hingga Setia Sampai Maut Memisahkan

By Ulfa Lutfia Hidayati, Senin, 2 Desember 2024 | 11:20 WIB

Presiden Soeharto menerima sungkem dari Ibu Tien Soeharto pada hari Idul Fitri 1 Syawal 1415 Hijriah, 3 Maret 1995.

Menurut RE. Elson dalam buku Suharto: Sebuah Biografi Politik, hubungan cinta dua sejoli yang berbeda latar belakang status sosial itu diuntungkan oleh situasi zaman revolusi.

Era revolusi memungkinkan seorang pemuda desa seperti Soeharto memiliki “pamor” karena berkecimpung sebagai perwira militer yang memiliki tempat terhormat pada masa itu.

Itulah yang membuat gambaran Soeharto berbeda di depan mata calon mertuanya, selain tentu saja karena hubungan dekat keluarga pamannya dengan orangtua Hartinah.

“Perkawinan kami tidak didahului dengan cinta-cintaan seperti yang dialami oleh anak muda di tahun delapan puluhan sekarang ini. Kami berpegang pada pepatah, ‘witing tresna jalaran saka kulina,” kata Soeharto kepada Ramadhan KH, dalam Ucapan, Pikiran dan Tindakan Saya.

Soeharto Selalu Menjaga Keutuhan Rumah Tangga

Tak ada bulan madu bagi mereka karena tiga hari setelah pernikahan, Soeharto harus kembali ke Yogyakarta untuk berdinas.

Baca Juga: Glamornya Mayangsari saat Dampingi Titiek Soeharto Pelantikan Anggota DPR RI, Gaya Cetar Istri Bambang Trihatmodjo Bikin Salfok

Mereka pun tinggal di Jalan Merbabu Nomor 2.

Seminggu setelah itu, Soeharto harus meninggalkan sang istri karena ditugaskan ke Ambarawa untuk menghadapi serangan Belanda dari Semarang.

Menjadi istri tentara di zaman Perang kemerdekaan memang berat.

Bahkan, saat harus melahirkan anak pertamanya, Hartinah terpaksa tak bisa ditemani Soeharto yang sedang bertempur.

Meski begitu, dia tetap tegar dan setia.