Find Us On Social Media :

Dua Pekan Tinggal di Karuing, Kawasan Hutan Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah

By Grid., Senin, 9 Desember 2024 | 05:23 WIB

Karuing terletak di tepian sungai Katingan yang jadi urat nadi transportasi masyarakat.

Saat-saat tertentu kadang ikan di sungai melimpah sehingga sampai surplus akibatnya harga di pasaran merosot. Bagi orang penyuka ikan seperti saya Karuing adalah surga.

Saban hari menu makanan yang disajikan oleh Mama Leha selalu ikan dengan berbagai macam olahan pula.Dari Palangkaraya untuk menuju Karuing dibutuhkan waktu sekitar 3-4 jam lamanya. Kondisi jalan cukup bagus hanya kadang aspalnya naik turun karakter dari tanah gambut yang mudah amblas.

Rutenya Palangkaraya menuju Kereng Pakahi dermaga perahu terlebih dahulu sejauh sekitar 150 km bisa dengan mobil atau motor. Selanjutnya dari Pakahi menuju Karuing dilanjut dengan naik ces sekitar 30 menit lamanya.

Kereng Pakahi adalah dermaga perahu yang setiap saat digunakan oleh masyarakat yang dari atau menuju desa yang berada di tepian sungai Katingan.

Pakahi sendiri setiap hari minggu menjadi hari pasaran dimana masyarakat dari berbagai desa di sepanjang sungai datang berbelanja barang kebutuhan. Karena Karuing ada sawah untuk pasokan beras dan beberapa jenis sayur dan buah diperoleh dari luar daerah.

Namun meski berdampingan dengan hutan lebat serta berada di tepian sungai namun suhu di Karuing cukup panas ini diakibatkan masuk garis equator.

Selain suasana desa yang damai serta aktifitas sungai yang memberi nuansa keindahan berbeda Karuing memiliki hutan yang eksositis. Hutan yang letaknya berada di punggung desa tepat bersebelahan dengan hutan wilayah taman nasional Sebangau. Untuk masuk ke hutan tersebut melewati sungai yang melintas di tengah-tengahnya. Tapi pada titik-titik tertentu bisa dengan trekking atau jalan kaki menembus hutan lebat.

Pada suatu siang menjelang sore, saya bersama Nurdin Razak diantar Mas Jeki, juru mudi ces sekaligus ketua penggiat wisata desa berkesempatan kesana. Mas Jeki mengantar masuk hutan melalui sungai untuk maping atau mencari tempat yang bisa dijadikan sebagai lokasi trekking wisatawan atau para photographer alam liar memotret satwa.

Begitu ces dari arah sungai Katingan mulai memasuki anak sungai sekitar 500 meter kemudian mesin ces dimatikan kemudian perahu dibiarkan melaju perlahan mengikuti aliran air sungai yang bergerak lambat. Untuk mengarahkan perahu Jeki pindah ke ujung perahu dan mengendalikan dengan bilah kayuh.

Makin masuk ke ke dalam suasana teduh, dan hening makin terasa. Yang terdengar hanya gemericik lembut air dari lambung perahu ditambah suara belalang serta celoteh berbagai jenis burung yang hinggap di dahan-dahan pohon. Di kanan kiri tumbuh pepohonan besar dan kecil dengan daun lebat.

Baca Juga: Pakar Ekowisata Nurdin Razak Latih Warga Desa Karuing Datangkan Wisatawan Asing