Find Us On Social Media :

Asal-usul Nama Gus Miftah Terkuak, Ngaku Keturunan Kiai Ageng Besari, Trah Asli Justru Beri Bantahan!

By Widy Hastuti Chasanah, Selasa, 10 Desember 2024 | 18:30 WIB

Asal-usul Nama Gus Miftah Terkuak, Ngaku Keturunan Kiai Ageng Besari, Trah Asli Justru Beri Bantahan!

Ia menyebut nama Miftah dan ayah Miftah tidak tercatat dalam buku silsilah.

Baca Juga: Usai Dihina, Sonhaji Penjual Es Teh Malah Nangis Minta Prabowo Batalkan Pengunduran Diri Gus Miftah, Publik Curiga Ada Intimidasi 

"Kita tidak bisa klaim, tapi kita coba untuk menjabarkan data. Kalau Gus Miftah mengaku keturunan Mbah Madarum, itu kok di data kami tidak ada. Kami putri dari eyang Ilyas itu tidak yang menikah dengan Kiai Madarum. Putra dari Kiai Ilyas tidak ada yang bernama Madarum atau Muhammad Abdul Rohman. Sehingga kalau dikatakan apakah keturunan, sesuai data kami tidak ada (nama Miftah)," imbuh Wirastho, dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan youtube tv one news, Selasa (10/12/2024).

Ia lantas menduga pengakuan Miftah soal keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari karena keluarga Miftah memang pernah tinggal di dekat lingkungan pesantren.

Kiai Ageng Muhammad Besari, adalah seorang kiai, bangsawan, dan pendiri salah satu pesantren tertua di Nusantara yakni Pesantren Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur.

"Kalau pernah tinggal, beberapa cerita itu dari mbahnya (Miftah pernah tinggal di dekat Kiai Besari) memang, di timur. Ada sebuah tempat bernama bantengan dekat Mojorejo," ungkap Wirastho.

"Saya pribadi tidak untuk klaim, tapi ini diharap bagi pribadinya (Miftah) kalau memang tidak (bukan keturunan Kiai) lebih baik mengakui tidak. Karena tradisi kami, siapapun diperbolehkan mengaku keluarga, entah keluarga secara genetik maupun keilmuan. Makanya di sini sayatidak meminta pengakuan Gus Miftah, tapi lebih kepada permintaan untuk menyadari sendiri," kata Wirastho.

"Terkait dengan klaim atau upaya glorifikasi apakah memang ini upaya Gus Miftah untuk mendongkrak ketenarannya. Kalau dari keluarga saya prihadi itu tidak merasa sakit hati atau apa, kami menyadari legowo. Tidak hanya Gus Miftah yang kami dengar siapapun yang mencangkokkan kepada trah eyang Muhammad Besari," akui Wirastho.

"3-4 tahun ini kami mencoba untuk menggawangi orang-orang yang ingin mencangkokkan nasab itu. Bukan karena kita merasa sok, tapi untuk menjaga supaya nama leluhur tidak disalahgunakan. Ketika leluhur kami dimanfaatkan untuk kebaikan tidak apa-apa. Tapi ketika digunakan untuk hal negatif, ini yang perlu kita gawangi. Ketika orang mengaku, monggo datang ke sini, bawa silsilah," sambungnya.

Terkait hal ini, Gus Miftah belum memberi tanggapan.

(*)