Find Us On Social Media :

Asal-usul Nama Gus Miftah Terkuak, Ngaku Keturunan Kiai Ageng Besari, Trah Asli Justru Beri Bantahan!

By Widy Hastuti Chasanah, Selasa, 10 Desember 2024 | 18:30 WIB

Asal-usul Nama Gus Miftah Terkuak, Ngaku Keturunan Kiai Ageng Besari, Trah Asli Justru Beri Bantahan!

Grid.ID - Nama pendakwah Gus Miftah belakangan ini memang jadi perbincangan publik.

Hal itu karena viral video Gus Miftah diduga menghina penjual es teh saat pengajian.

Dalam video itu, Gus Miftah melemparkan candaan yang bermuatan kata kasar pada penjual es teh.

Buntut dari hal itu, Gus Miftah pun dihujat netizen.

Ia bahkan dituntut mundur dari jabatannya sebagai utusan khusus presiden.

Benar saja, Gus Miftah lantas menyatakan mundur dan meminta maaf pada penjual es teh serta masyarakat Indonesia.

Diduga hina penjual es teh, nama Gus Miftah pun langsung dikorek netizen.

Banyak yang bertanya-tanya mengapa pria bernama lengkap Miftah Maulana Habiburokhman itu disebut Gus.

Dilansir dari Tribunnewsbogor.com, Nama Gus itu disematkan pada nama Miftah lantaran dirinya memiliki pondok Ora Aji di Yogyakarta.

Tak hanya itu, Miftah juga pernah menyebut dirinya keturunan ulama besar di Jawa Timur.

Di sebuah kajian, Miftah pernah menjelaskan soal silsilah keluarganya.

Baca Juga: Bela Gus Miftah, Charly Van Houten Tantang Netizen yang Hujat sang Sahabat: Sampai Kalian Puas

Miftah mengaku dirinya keturunan Kiai Ageng Hasan Besari, ulama dari Ponorogo.

"Kebetulan saya keturunan ke-9 dari Mbah Muhammad Besari. Miftah, Kiai Murodi, Muhammad Boniran, Muhammad Usman, Jalal, Iman, Karyo Nawi, Madarum, Muhammad Ilyas, Muhammad Besari," ungkap Gus Miftah.

"Saya keturunan ke-18 dari Prabu Brawijaya, keturunan ke-17 dari Raden Patah Demak," akuinya.

Buntut dari klaim itu, keturunan asli Kiai Ageng Muhammad Besari pun buka suara.

Dzuriyah Generasi ke-8 Kiai Ageng Muhammad Besari, Raden Kunto Pramono menyebut nama Miftah tidak ada di buku silsilah keluarganya.

Oleh karena itu, ia belum yakin jika Gus Miftah adalah keturunan asli keluarganya.

"Itu (Gus Miftah) tidak ada dalam silsilah. Maksud saya, saya mengharapkan kalau memang dari Kiai Ageng Muhammad Besari itu, dari istri keberapa, itu nanti akan ketemu. Setelah saya cek (Miftah) kok enggak ada, saya merasa ada keraguan di sana," kata Raden Kunto Pramono.

Berikut adalah trah keturunan asli yang tercatat di buku silsilah keluarga sang ulama:

Kiai Ageng Muhammad BesariKiai Ageng Muhammad IlyasKiai Kanjeng Bagus Hasan BesariKiai Kasan Anom 1Kiai Kasan Anom 2Eyang Gatut Muhammad IsmailRaden Hartawan CokrodisiswoyoRaden Kunto Pramono

Lebih lanjut, keluarga keturunan 8 Kiai Ageng Muhammad Besari, Wirastho ikut bersuara soal klaim dari Miftah tersebut.

Ia menyebut nama Miftah dan ayah Miftah tidak tercatat dalam buku silsilah.

Baca Juga: Usai Dihina, Sonhaji Penjual Es Teh Malah Nangis Minta Prabowo Batalkan Pengunduran Diri Gus Miftah, Publik Curiga Ada Intimidasi 

"Kita tidak bisa klaim, tapi kita coba untuk menjabarkan data. Kalau Gus Miftah mengaku keturunan Mbah Madarum, itu kok di data kami tidak ada. Kami putri dari eyang Ilyas itu tidak yang menikah dengan Kiai Madarum. Putra dari Kiai Ilyas tidak ada yang bernama Madarum atau Muhammad Abdul Rohman. Sehingga kalau dikatakan apakah keturunan, sesuai data kami tidak ada (nama Miftah)," imbuh Wirastho, dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan youtube tv one news, Selasa (10/12/2024).

Ia lantas menduga pengakuan Miftah soal keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari karena keluarga Miftah memang pernah tinggal di dekat lingkungan pesantren.

Kiai Ageng Muhammad Besari, adalah seorang kiai, bangsawan, dan pendiri salah satu pesantren tertua di Nusantara yakni Pesantren Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur.

"Kalau pernah tinggal, beberapa cerita itu dari mbahnya (Miftah pernah tinggal di dekat Kiai Besari) memang, di timur. Ada sebuah tempat bernama bantengan dekat Mojorejo," ungkap Wirastho.

"Saya pribadi tidak untuk klaim, tapi ini diharap bagi pribadinya (Miftah) kalau memang tidak (bukan keturunan Kiai) lebih baik mengakui tidak. Karena tradisi kami, siapapun diperbolehkan mengaku keluarga, entah keluarga secara genetik maupun keilmuan. Makanya di sini sayatidak meminta pengakuan Gus Miftah, tapi lebih kepada permintaan untuk menyadari sendiri," kata Wirastho.

"Terkait dengan klaim atau upaya glorifikasi apakah memang ini upaya Gus Miftah untuk mendongkrak ketenarannya. Kalau dari keluarga saya prihadi itu tidak merasa sakit hati atau apa, kami menyadari legowo. Tidak hanya Gus Miftah yang kami dengar siapapun yang mencangkokkan kepada trah eyang Muhammad Besari," akui Wirastho.

"3-4 tahun ini kami mencoba untuk menggawangi orang-orang yang ingin mencangkokkan nasab itu. Bukan karena kita merasa sok, tapi untuk menjaga supaya nama leluhur tidak disalahgunakan. Ketika leluhur kami dimanfaatkan untuk kebaikan tidak apa-apa. Tapi ketika digunakan untuk hal negatif, ini yang perlu kita gawangi. Ketika orang mengaku, monggo datang ke sini, bawa silsilah," sambungnya.

Terkait hal ini, Gus Miftah belum memberi tanggapan.

(*)