Grid.ID – Soimah Pancawati memulai karirnya sebagai penyanyi sinden daerah.
Hal itu membuat Soimah lekat dengan hal-hal mistis yang kerap dikonotasikan dengan seorang sinden.
Tak disangka, ketika nama Soimah mulai dikenal di Yogyakarta, ada seorang sinden senior yang ternyata tak suka dengan kehadiran Soimah.
Sang sinden senior menganggap jika Soimah adalah pesaingnya.
“Sebelum ke Jakarta, akku pendatang baru di Yogjakarta jadi sinden, di daerah itu sudah ada sinden terkenal,” kata Soimah.
“Datanglah aku, mungkin aku dianggap pesaing, bisa mengurangi jobnya,” kata Soimah saat jadi bintang tamu acara Pagi Pagi Ambyar TransTV, Rabu (18/12/2024).
Diceritakan Soimah, ia dipanggil untuk menjadi sinden dalam acara pewayangangan.
Tak sendiri, ada beberapa sinden yang dipanggil termasuk Soimah dan seorang sinden senior, di mana kedua perempuan ini menjadi bintangnya.
Maklum, saat itu nama Soimah mulai mencuri perhatian dan laris manis menjadi seorang sinden.
Sebelum mengisi acara, Soimah mengaku sudah mendengar beberapa cerita kurang baik terkait sang pesinden senior ini.
Lantaran sama sekali belum pernah bertemu, Soimah tak terlalu percaya dan menggubris kabar tersebut.
Sampai pada saat ia benar-benar mengalami hal aneh usai bersinggungan dengan sang pesinden senior tersebut.
“Dalam sebuah pewayangan, bintang tamu bareng ada beberapa sinden, tapi bintang tamunya dua, aku dan beliau,” katanya.
“Aku sudah dengar beliau suka melakukan hal-hal ‘itu’, kebetulan berjejer sinden bareng,” katanya.
Di depan masing-masing sinden, ada segelas air putih dan tas yang mereka bawa.
Anehnya, sang pesinden senior itu malah meminta air minum yang ada di depan Soimah untuk ia minum.
“Dia bilang, ‘aku minta minum mu ya’, dalam hati kan di depannya ada minuman kok minum minumanku, aneh banget, tapi tetap aku kasih karena gak enak,” katanya.
“Dia beraharap aku minum mungkin, tapi gak aku minum,” papar Soimah.
Tak sampai di situ, usai meminum air dari gelas Soimah, sang pesinden senior meminjam bedak yang ada di tas Soimah.
Soimah tak bisa berkutik lagi dan akahirnya memberikan bedak yang ia punya.
“Setelah itu pinjam bedak, karena bohong kalau aku gak punya, kan pasti touch up,” katanya.
“Aku batin benar gak omongan orang-orang ya. Setelah bedak di tangan, aku pakai, aku gemetar, aku pikir gak apa-apa kan di pewayangan itu banyak orang, jadi banyak saksi,” katanya.
Tak berselang lama, Soimah dipersilakan dalang untuk bernyanyi dan di sanalah Soimah merasakan keanehan.
“Dalang mempersilakan aku nyanyi, gamelan berbunyi, tapi aku dengarnya itu suara gamelannya jauh banget, sehingga gak dengar nada jelas,” katanya.
“Akhirnya dalangnya ngeh, akhirnya aku disuruh berhenti disuruh istirahat, setelah itu dalangnya telepon dan bilang,” katanya.
“Mungkin kalau aku fals itu biar gak diundang lagi gitu,” kata Soimah.
Beruntung, kini Soimah sudah terlepas dari hal-hal buruk itu setelah memulai karirnya di Jakarta menjadi seorang artis.
Tapi, Soimah menyebut jika sinden senior itu masih ada sampai saat ini.
“Orangnya masih. Sudah enggak (eksis),” sebut Soimah.
“Aku beruasaha enggak ketemu, eh pernah ketemu sekali, sebelum ke Jakarta, tapi enggak jejer,” katanya. (*)