Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Fitria C
Grid.ID - Belum banyak orang tua mengetahui gangguan kesehatan bayi satu ini.
Sleep Apnea adalah kondisi di mana bayi berhenti bernapas saat tidur.
Kondisi ini terjadi baik karena penyumbatan saluran napas atau karena proses pernapasan tidak benar.
Dikuti dari Mom Junction, Sleep Apnea yang terjadi pada anak bisa menghambat aliran udara ke paru-paru selama pernapasan dan berakibat fatal.
Lantas apa sih penyebab anak mengalami Sleep Apnea?
Salah satu penyebab umum Sleep Apnea adalah infeksi yang membuat adenoid dan amandel bengkak.
(BACA JUGA : Lucinta Luna Ngaku Hamil, Melly Bradley Singgung Efek Hasil Operasi Murah!)
Infeksi ini akhirnya menyempitkan saluran udara bagian atas pada anak.
Penyebab lainnya ialah Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
GERD adalah kondisi di mana sfingter esofagus bagian bawah anak kurang berkembang.
Sfingter tidak menutup setelah makanan ditelan, sehingga asam dari lambung mengalir ke atas melalui esofagus untuk mencapai tenggorokan dan menghalangi jalan napas.
Penyebab lain yang tidak kalah berbahaya adalah lendir mengalir ke saluran udara bagian bawah.
Lendir ini bergerak dari bronkiolus dan menumpuk di laring sehingga saat tidur bayi 'lupa' bernapas.
(BACA JUGA : Inilah Fungsi dari Bahan yang Terkandung pada Krim Perawatan Payudara, Wajib Tahu!)
Cacat di batang otak, atau sumsum tulang belakang juga bisa menyebabkan apnea tidur pada anak.
Setiap cacat bawaan disebut bisa menyebabkan pernapasan anak jadi tidak teratur.
Fatalnya kondisi ini bisa berakibat buruk pada kesehatan bayi.
Tak hanya penyebab di atas saja, ternyata ada beberapa hal yang juga bisa meningkatkan risiko bayi terkena Sleep Apnea loh.
1. Faktor keturunan
Saat keluarga atau orang tua memiliki riwayat Sleep Apnea, bayi mempunyai risiko lebih besar terkena penyakit ini.
(BACA JUGA : Malas Diet? Coba Ikuti 6 Cara Turunkan Berat Badan Sambil Tidur)
2. Berat lahir bayi yang besar
Bayi yang kelebihan berat badan memiliki risiko Sleep Apnea lebih tinggi karena lemak dan kulit leher memberi tekanan pada saluran udara.
3. Cacat fisik bawaan
Cacat fisik bawaan pada wajah, leher, dan bagian mulut bayi bisa memperburuk risiko Sleep Apnea.
Kondisi ini memungkinkan terjadinya gangguan pada saluran pernapasan si kecil.
4. Masalah genetik bawaan
Masalah genetik seperti Down Sindrom, Sindrom Pierre-Robin juga bisa meningkatkan risiko terjadinya Sleep Apnea.
(BACA JUGA : Jangan Dipaksa, yuk Coba 3 Cara Efektif Menyapih Anak Berikut Ini)
5. Bayi prematur
Mekanisme pernapasan pada bayi prematur kurang berkembang secara maksimal.
Oleh karenanya bayi lebih sering mengalami kegagalan dalam mengatur pernapasan dengan benar.(*)