Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Ada berapa cerita rakyat soal gunung yang kamu tahu?
Legenda Tangkuban Perahu alias Sangkuriang mungkin jadi yang terpopuler.
Sangkuriang menendang perahu yang ia bangun untuk Dayang Sumbi karena matahari terlajur terbit.
Perahu ini kemudian terbalik dan berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Baca : Seorang Pria Tinggalkan Uang Rp 4,4 Miliar di Bar Sebagai Biaya Putus dengan Mantan Pacarnya
Tapi kisah gunung yang tumbuh di ladang jagung berikut ini nyata adanya, bukan legenda yang diceritakan turun-temurun.
Pada suatu sore tanggal 20 Februari 1943, Dionisio Pulido sedang membersihkan dan memeriksa ladang jagung yang terletak di belakang rumahnya.
Dan tanpa disangka-sangka, ia hampir saja menginjak sebuah gundukan aneh yang beru terbentuk.
Tak butuh waktu lama hingga gundukan tersebut mencapai tinggi yang sama dengan badan Pulido.
Baca : Sempat Melarikan Diri, Inilah Sosok Sebenarnya 'Nenek Nazi'
Dari dalam gundukan kemudian terdengar suara gemuruh dan kepulan asap mulai muncul.
Tanpa pikir panjang, Pulido langsung berlari menjauh dan membunyikan alarm untuk memperingatkan warga.
Untungnya keluarga Pulido berhasil menyelamatkan diri tepat waktu ke kota terdekat.
Pada malam yang sama, warga Paricutin, desa tempat Pulido tinggal menyaksikan suatu rangkaian peristiwa super aneh : sebuah gunung berapi tumbuh di ladang jagung dengan lahar panas.
Baca : 3 Manusia Serigala Nyata yang Tercatat dalam Sejarah, Bukan Cuma Mitos
Seorang petani jagung lainnya, Celedonio Gutierrezz, mendeskripsikan peristiwa ini sebagai berikut, "Api berwarna kemerahan membumbung ke angkasa setinggi 729 meter atau lebih; seperti bunga marigold.
"Dan tanah kemudian dihujani oleh bunga-bunga api."
24 jam kemudian, sebuah gunung api sudah tumbuh setinggi sekitar 50 meter.
Dan gunung berapi ini tidak berhenti tumbuh hingga 9 tahun kemudian.
Baca : Seperti Ojek, Helikopter Online Tersedia di Jakarta, Segini Harga Sewanya
Gunung berapi Paricutin ini kemudian tumbuh hingga mencapai ketinggian 396 meter, menghancurkan Desa Paricutin dan kota terdekat, San Juan Parangaricutiro.
Walaupun begitu, terhitung korban jiwa cukup sedikit yaitu 3 orang.
Dan yang membuat kasus ini semakin menarik, korban jiwa bukan tewas akibas aktivitas vulkanis seperti lahar.
Mereka tewas karena tersengat petir vulkanis.
Baca : Lakukan Scan Kandungan, Wanita Ini Terkejut Dibertiahu Dokter untuk Menyiapkan Pemakaman Bayinya
Kembali lagi ke Dionisio Pulido.
Setelah situasi sudah cukup kondusif, ia akhirnya kembali ke 'ladang jagung'-nya untuk mengambil barang-barang yang masih tertinggal dan sekiranya bisa diselamatkan.
Uniknya, Pulido menemukan sebuang papan bertuliskan "Gunung berapi ini dimiliki dan dioperasikan oleh Dionisio Pulido".
Gunung Paricutin bukan hanya terkenal di Meksiko karena kisah kemunculannya yang super unik.
Gunung ini juga menjadi berkah tersendiri bagi para peneliti dan ilmuwan, karena akhirnya mereka bisa mengamati bagaimana gunung berapi tumbuh.
Hingga sekarang, Gunung Paricutin masih menjadi obyek penelitian para ilmuwan terutama terkait aktivitas vulkanisnya.
Walaupun gunung ini sudah tidak seaktif ketika dulu tumbuh, tapi Gunung Paricutin masih menjadi daya tarik sendiri dan menjadi salah satu fenomena alam yang paling unik. (*)