Grid.ID - Kerusuhan di Rutan cabang Salemba Mako Brimob Selasa (8/5/2018) membuat Polri harus bertindak cepat.
Untungnya dengan kesigapan para personel dari pihak berwajib, kondisi di Mako Brimob sudah dapat ditangani dan disterilkan.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian rupanya sedang melakukan kunjungan kenegaraan saat peristiwa nahas itu terjadi.
Beliau melakukan kunjungan ke Jordania atas undangan khusus dari Middle East Special Operations Commanders Conference (MESOC) King Abdullah II.
Korps Brimob, Satuan Paramiliter Elit dengan Segudang Pengalaman Tempur dan Anti Teror
Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Muhammad Iqbal.
Iqbal mengatakan bahwa Kapolri akan segera tiba di Indonesia.
"Insya Allah Bapak Kapolri beberapa waktu lagi akan landing di Jakarta. Beliau kunjungan kenegaraan ke Jordania kemarin," kata Iqbal dalam konferensi pers, Kamis (10/5/2018) seperti dikutip dari Kompas.com.
Meski saat itu beliau sedang berada di Jordania, namun Tito mengkoordinasi strategi teknis penanggulangan kerusuhan di Mako Brimob dari sana.
"Di Jordan, Pak Kapolri lakukan briefing-briefing. Ngomong strategi teknis dan taktis" ujar Iqbal.
Pakai Belut, Ini Cara Wanita 'Penjual Syahwat' di China Agar Tetap Perawan
Sementara itu pasca kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Pemprov DKI Jakarta melakukan koordinasi dengan Polda Metro Jaya.
Hal tersebut dianggap sangat perlu lantaran letak tempat kerusuhan berdekatan dengan obyek-obyek vital yang ada di ibukota.
"Praktis berseberangan yang berhimpitan dengan Jakarta jadi tadi nanti kita akan koordinasi dengan pihak kepolisian tentunya dengan Pak Kapolda". "Segera ini akan dan terus berlangsung." ujar wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
"Jadi semua aparat dalam siaga tingkat kesiagaan yang sangat tinggi" tambah Sandi.
Sebelumnya Rutan cabang Salemba Mako Brimob dilanda keributan antar tahanan dengan petugas kepolisian.
Tindak Tegas Terorisme, Yenny Wahid Bicara tentang Peran Perempuan Desa di Forum PBB
Keributan berawal ketika ada pihak keluarga hendak menjenguk salah satu narapidana terorisme.
Namun saat polisi hendak memeriksa makanan yang mereka bawa terjadi penolakan dari pihak keluarga.
Lama-kelamaan keributan berbuah menjadi kerusuhan massal.
Hingga terjadi penyanderaan dan penganiayaan terjadi kepada sejumlah anggota polisi yang berada disana.
Ujung-ujungnya ada lima personel kepolisian yang gugur karena dianiaya oleh para tahanan.
Ditambah satu orang narapidana terorisme yang meregang nyawa akibat kerusuhan tersebut.(*)