Riset dari Manchester University menemukan sinar biru yang dipancarkan dari tablet dan smartphone dapat menggangu produksi melatonin.
Inilah yang membuat metabolisme ikut terganggu. Mematikan televisi sebelum tidur juga dapat menghindari risiko ini.
Periset Singapura menemukan kaitan paparan cahaya televisi yang lama dengan tingkat trigliserida yang tinggi.
Tingkat trigliserida yang tinggi ini dapat menyebabkan sindrom metabolik dan diabetes. Selain itu, terlalu lama terpapar cahaya televisi juga menurunkan adiponektin atau protein yang terlibat dalam mengatur kadar glukosa dan pemecahan asam lemak.
5. Tidur yang cukup
Rutinitas yang padat kadang membuat kita tak memiliki waktu tidur yang cukup.
Namun, bagaimanapun juga kita tetap harus meluangkan waktu untuk beristirahat.
Tidur dalam waktu yang cukup setiap malam, membuat tubuh membakar lebih banyak kalori setiap harinya, meskipun kita tidak aktif bergerak di siang hari, Durasi tidur yang disarankan oleh Mayo Clinic adalah 7 sampai 8 jam setiap malam.
Berdasarkan riset dari American Journal of Clinical Nutrition, jumlah pengeluaran energi orang-orang yang beristirahat cukup, lima persen lebih tinggi daripada mereka yang kelelahan.
Bahkan, mereka yang beristirahat cukup membakar 20 persen lebih banyak kalori setelah makan daripada mereka yang kurang tidur.
Menurut riset, kurang tidur dapat membuat sel-sel lemak kurang sensitif terhadap insulin.
Ini menyebabkan perubahan metabolik yang terkait dengan obesitas.