Find Us On Social Media :

Smart City di Kota/Kabupaten Harus Dimulai Sekarang, Ini Alasannya

By Octa Saputra, Kamis, 10 Mei 2018 | 21:26 WIB

Gerakan Menuju 100 Smart City (8/5/2018)

Grid.ID - Fakta bahwa penduduk Indonesia bakal banyak tinggal diperkotaan, mendorong pemerintah membuat Gerakan Menuju 100 Smart City.

Program ini diinisiasi Kementrian Komunikasi dan Informatika yang didukung Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Keuangan, kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementrian Pendayaan Aparatur Negara, Bappenas, serta Kantor Staf Kepresidenan.

Sampai dengan 2018 ini, jumlah yang mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City sudah 75 kota/kabupaten.

Tentunya diharapkan pada tahun mendatang, target 100 kota bisa terpenuhi.

Gerakan Menuju 100 Smart City sendiri sudah dimulai sejak 2017 silam.

(BACA JUGA : Gerakan Menuju 100 Smart City 2018, Terpilih 50 Kota/Kabupaten)

Samuel Abrijani Pangarepan dalam acara penandatanganan nota kesepahaman mengikuti Gerakan

Menuju 100 Smart City bersama 50 walikota dan bupati berbagai daerah mengatakan, bahwa gerakan ini harus dimulai dari sekarang.

Hal tersebut dikarenakan bahwa ada data yang menyebutkan 50% dari penduduk suatu daerah sudah jadi netizen.

Dan mereka itu memiliki keinginan untuk mendapatkan layanan yang lebih baik dan cepat dari pemerintah dimana dia tinggal.

"Ditengarai pada 2020 akan ada 170 juta penduduk Indonesia yang jadi netizen.kalau kita tidak melayani dan menyediakan fasilitas bagi mereka, kita akan ditinggalkan.

Oleh karenanya Smart City harus dimulai dari sekarang," papar pria yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika.

(BACA JUGA : Wali Kota Tomohon Dukung Program Smart City Pemerintah Pusat Dengan Cara Ini!)

Selain netizen suatu daerah ingin mendapatkan layanan yang lebih baik dan cepat, pemerintah daerah juga nggak boleh lupa akan suatu hal.

Bahwa digitalisasi yang pemerintah daerah harus bisa diakses dengan aplikasi maupun perangkat apa saja.

Maksudnya nggak bisa pelayanan masyarakat yang sudah serba digital, namun aksesnya hanya bisa dilakukan oleh smartphone tertentu saja.

Atau bahkan hanya bisa diakses dengan perangkat komputer saja, yang pasti merepotkan bagi netizen yang slalu mobile.

Samuel Abrijani Pangarepan memberikan beberapa contoh layanan kepada masyarakat di Smart City yang harus diciptakan, seperti layanan pemerintah ke masyarakat, pemerintah ke pelaku bisnis dan pemerintah ke pegawai.(*)