5. Bersifat freatik
Eerupsi yang terjadi bersifat freatik (dominasi uap air).
Sebelum erupsi freatik ini terjadi, jaringan seismik Gunung Merapi tidak merekam adanya peningkatan kegempaan.
Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), sempat teramati juga ada peningkatan suku kawah secara singkat pada pukul 6:00 WIB (sekitar 2 jam sebelum erupsi).
Pasca erupsi, kegempaan yang terekam tidak mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan.
Baca juga : Menyusuri Jalur Rail Trail Central Otago, Jalur Favorit Bersepeda di Selandia Baru
6. Gerakan arah angin
Menurut BPPTKG, arah angin saat kejadian dari utara menuju selatan.
Berdasarkan pantauan citra satelit cuaca RGB Himawari menunjukkan pergerakan sebaran abu vulkanik ke arah selatan-barat daya.
7. Evakuasi warga dan hujan abu
Setelah ada erupsi vulkanik, warga yang tinggal diradius 5 km dari puncak merapi dievakuasi.
Selain itu terjadi juga hujan abu di wilayah Sleman meliputi Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, dan Ngemplak.
Baca juga : BREAKING NEWS : Gunung Merapi Erupsi Mengeluarkan Abu Vulkanik