Laporan Wartawan Grid.ID, Anggerhana Denni
Grid.ID - Diketahui, pelaku bom bunuh diri di tiga Gereja di Surabaya merupakan satu keluarga.
Otak utama pengeboman merupakan seorang kepala keluarga yang bernama Dita Oepriarto (48).
Pada akun facebook, ditemukan ada seseorang yang diduga adik kelas Dita Oepriarto mencurahkan keresahan hatinya selama ini.
(Kaka Slank Ajak Kamu Stop Hoax dan Ujaran Kebencian di Sosmed!)
Pria tersebut bernama Ahmad Faiz Zainuddin.
Dulunya, ia menjadi adik kelas Dita Oepriarto saat masih bersekolah di SMA 5 Surabaya.
Dita Oepriarto merupakan siswa lulusan tahun 1991 sedangkan dirinya adalah lulusan tahun 1995.
(5 Fakta Kehidupan Dalang Bom 3 Gereja di Surabaya, Dita Supriyanto, Salah Satunya Punya Usaha Minyak)
Meskipun tidak kenal dekat, Ahmad Faiz Zainuddin mengaku cukup bisa berempati dan memahami pergolakan batin dan pemikiran garis keras pelaku bom bunuh diri itu.
Terlihat sama seperti orang normal lainnya, ternyata dibenak Dita Oepriarto telah tertanam paham radikal yang ekstrim.
Kekhawatiran yang dirasakan Ahmad Faiz Zainuddin sejak 25 tahun lalu akhirnya benar-benar terjadi.
(Alasan Marcell Siahaan Mau Jadi Juri The Voice Kids Indonesia Season 3)
Pria tersebut merasa was-was karena Dita Oepriarto mengikuti pengajian yang didalamnya ditanamkan benih-benih ekstrimisme.
Pada saat itu, Dita Oepriarto menjadi ketua Anshorut Daulah cabang Surabaya.
Saat SMA, pelaku bom bunuh diri di Surabaya ini selalu menolak untuk mengikuti upacara bendera.
(Nyeleneh, Gadis Thailand Sine Benjaphorn Tirukan Gaya Fashion Artis Dunia dengan Cara Tak Lazim!)
Dia menganggap, kegiatan tersebut merupakan syirik karena menurutnya hormat bendera adalah syirik, ikut bernyanyi lagu kebangsaan adalah bid’ah.
Ia juga menyatakan bahwa pemerintah Indonesia ini adalah thoghut.
Jadi, saat ada upacara, Dita Oepriato akan pergi ke masjid untuk melakukan itikaf di mushola.
Kala itu, pihak sekolah tak menganggap perilaku Dita Oepriyanto sebagai sesuatu yang serius.
Meskipun begitu, ayah 4 orang anak itu sempat dipanggil oleh guru Bimbingan Konseling (BK) untuk diajak berdiskusi.
Sayang, diskusi tidak membuahkan hasil.
(Pakai Kebaya Saat Wisuda S2 di Luar Negeri, Instagram Tasya Kamila Banjir Pujian)
Sebab, jika memang sebuah ideologi sudah tertancap kuat, seribu nasehat ndak akan masuk ke hati.
Akhirnya, pihak sekolah pun menyerah.
Selain, saat itu Dita Oepriarto tidak melakukan tindakan anarkis, dia juga merupakan seorang siswa yang terkenal cerdas, lemah lembut dan baik hati.
(Dianggap Sepele, Bibir Pecah-pecah Ternyata Bisa Menandakan Suatu Penyakit Berbahaya!)
Melalui curahan hatinya, Ahmad Faiz Zainuddin mengatakan bahwa peluru hanya bisa menewaskan teroris, tapi pendidikanlah yg bisa melenyapkan paham terorisme.
(*)