Find Us On Social Media :

Ingin Mati Syahid, Bocah Pelaku Bom Bunuh Diri Juga Tak Mau Ikut Mapel Agama dan PKn Semasa di Sekolah

By Seto Ajinugroho, Senin, 14 Mei 2018 | 20:23 WIB

Keluarga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja

Grid.ID - Serangan bom bunuh diri yang terjadi di tiga gereja di Surabaya, kemarin, menyisakan duka mendalam, terutama bagi keluarga korban.

Terlebih masyarakat juga bertanya-tanya bagaimana satu keluarga bisa menjadi pelaku bom bunuh diri mengerikan itu.

Satu keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan empat orang anak.

Masyarakat juga tak menyangka orang tuanya sampai hati mengajak anak-anaknya untuk menjadi pelaku bom bunuh diri.

BACA : Tak Mau Ikut Upacara Bendera, Benih Teroris Pelaku Bom Bunuh Diri Surabaya Sudah Ada Sejak 30 Tahun Silam

Satu keluarga itu adalah sang ayah, Dita Supriyanto (47), ibu, Puji Kuswati (43), dan anak-anaknya, Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (12) dan Famela Rizqita (9).

Ada kisah menarik terkait bocah pelaku pemboman di GKI Jalan Diponegoro Surabaya, yakni Famela Rizqita.

Famela bersama ibu dan saudara perempuannya adalah pelaku bom bunuh diri di GKI Jalan Diponegoro.

Rupanya bocah berusia sembilan tahun itu mempunyai keinginan untuk mati syahid.

Mantan Teroris Ungkap Pesan Terselubung Dari Rentetan Aksi Bom Bunuh Diri di Jawa Timur

Ia juga tak mau ikut mapel Agama dan PKn semasa bersekolah.

Hal ini diketahui setelah unggahan Instastory penyanyi Kunto Aji di instagram @kuntoajiw pada Minggu (13/5/18).

Saat itu Kunto Aji mengunggah instastory berupa cuitan Twitter perihal bom bunuh diri si GKI Jalan Diponegoro.

Lantas ada seorang netizen membalas postingan Kunto Aji tersebut.

Bukan hanya itu, ternyata kerabat dari si netizen mengenal dengan pelaku.

Tak Cukup Densus 88 Kepolisian, Satuan-satuan Anti Teror Tangguh Milik TNI Siap Sedia Berangus Teroris!

"Sekarang rumahnya udah ketemu dan deket rumahku, masih ada bom aktifnya" tulis netizen tersebut seperti dilansir dari Tribun Video.

"Astaghfirullah. Itu tetangga? Orangnya gimana sih" balas Kunto Aji.

"Beda komplek sih tapi kebetulan anaknya satu sd sama anak tante, kalo pelajaran agama sama pkn gamau ikut, kalo ditanya cita citanya mau mati syahid" tukas netizen tersebut.

Kunto Aji langsung menyatakan kesedihannya perihal apa yang baru didapatinya.

"Gw sedih banget, karena gw ngebayangin si anak yang jadi korban doktrin bapak ibunya. Semoga diampuni dosamu ya nal" tulis Kunto Aji pada Instastory nya.

Sebelumnya telah terjadi bom bunuh diri selama dua hari (13 & 14 Mei) berturut-turut.

Yakni di tiga gereja di Surabaya, di Rusun Sidoarjo dan pagi tadi di Mapolrestabes Surabaya.(*)