Grid.ID – Sepertinya sudah tak ada kata-kata manusiawi yang pantas untuk menggambarkan kekejian tindakan para pelaku bom bunuh diri di gereja di Surabaya.
Para pelaku ternyata merupakan satu keluarga - yang sedihnya anak-anak mereka pun didoktrin untuk bergabung dalam aksi kejam ini.
Memakan banyak korban jiwa, tak ada alasan yang harus diterima untuk membenarkan tindakan ini.
3 Gereja di Surabaya telah menjadi sasaran amukan kekejian dari sang pelaku.
BACA 5 Fakta Kehidupan Dalang Bom 3 Gereja di Surabaya, Dita Supriyanto, Salah Satunya Punya Usaha Minyak
Dita Supriyanto, otak dari aksi bejat ini ternyata punya masa lalu yang bisa dibilang aneh.
Saat SMA, diketahui ia tak pernah mengikuti upacara bendera dengan alasan menghormati bendera sama dengan menyamakan sesuatu selain Allah.
Dilansir dari beberapa sumber, Dita Supriyanto adalah lulusan SMP 4 Surabaya dan SMAN 5 Surabaya.
Setelah menyelesaikan studinya di situ, ia melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi.
D3 fakultas Ekonomi Universitas Airlangga atau Unair menjadi pilihannya.
Menurut pengakuan Humas Unair, Suko Widodo, pihak kampus tak tahu secara jelas kegiatan Dita Supriyanto selama masa kuliahnya.
“Yang pasti, Dita merupakan mahasiswa DO (Drop Out) bukan alumnus”, ungkap Suko Widodo.
Setelah dicari catatan perkuliahannya, Dita Supriyanto ternyata hanya memiliki IPK 1.7.
BACA Perjalanan Karier Maia Estianty, dari Musisi Sampai Pengusaha Sukses Setelah Bangkit dari Kesedihan
Namun, pihak Unair masih mencari data lengkap dari mantan mahasiswanya ini. (*)