"Kita melihat bahwa bom yang digunakan bermacam-macam meskipun mirip yaitu bom pipa. Ada yang ditumpuk-tumpuk, ada juga yang ditambah bensin seperti di kasus Gereja Arjuno (GPPS Jalan Arjuno)," ungkap Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam konferensi persi di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (14/5/2018) dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Peristiwa ledakan bom di Surabaya lantas menimbulkan berbagai reaksi masyarakat di media sosial.
Tak terkecuali mereka yang pernah mengenal keluarga pelaku pengeboman.
Ahmad Faiz Zainuddin, salah satunya, ia mengaku 'sempat' mengenal Dita Supriyanto.
Meski tak kenal langsung, Faiz bermpati dengan insiden yang melibatkan keluarga Dita.
Dita Supriyanto merupakan kakak kelas Faiz saat bersekolah di SMA 5 Surabaya.
Keduanya bahkan sempat mengenyam bangku kuliah di Fakultas Ekonomi UNAIR Surabaya.
Faiz mengaku tak terlalu kaget dengan apa yang dilakukan kakak kelasnya itu.
Pasalnya, ia tahu betul konsep Islam radikal telah menancap begitu kuat sejak Dita Supriyanto masih menjabat Ketua Rohis di SMA 5 Surabaya.
Kakak kelasnya itu bahkan enggan mengikuti upacara bendera yang menurutnya syirik, dan bid'ah.
Menurut Faiz, apa yang dilakukan Dita Supriyanto merupakan buah puluhan tahun ajaran islam radikal ditanamkan di sekolah dan kampus, baik sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
Berikut kisah lengkap yang dituturkan Ahmad Faiz Zainuddin: