BACA JUGA Jarang Diketahui, Ini 7 Ciri Orang yang Hendak Lakukan Serangan Bom Bunuh Diri
Bagaimana mungkin seorang ayah dan ibu tega mengajak anaknya untuk melakukan aksi bom bunuh diri.
Atas insiden itu, Walikota Surabaya ini mengaku prihatin.
Apalagi pelakunya sampai melibatkan anak-anak yang masih di bawah umur.
"Nalarku gak sampai. Kita yang mengandung, disusui, disuapi kemudian diajak mati. Sakit saja (anak) saya susahnya setengah mati. Gak masuk di nalar saya", ungkap Risma menanggapi kasus ledakan bom di Surabaya.
Risma juga mengaku bahwa ia sangat menyesalkan para pelaku teroris yang melibatkan anak-anak dan mempunyai kepercayaan yang menyesatkan.
BACA JUGA Fans BTS, Army dari Sejumlah Negara Buktikan Simpatinya Untuk Teror Bom Surabaya
"Apa yang ada di balik itu. Saya hanya mikir untuk apa dia dibesarkan. Doktrin apa yang disampaikan hingga anak pun harus ikut", kata Risma, Walikota Surabaya.
Sekalipun ada yang mengatakan jika anak pelaku tersebut ingin mati syahid, bagi Risma, anak tersebut tidak mengerti arti mati syahid yang sesungguhnya.
Bagi Risma, anak-anak seharusnya dilindungi.
Karena mereka belum banyak mengerti, bukan dikorbankan.
"Anak ku sampai sudah punya anak itu kalau dia sakit, aku nangis. Kok malah diajak mati", tandasnya.