Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Sejumlah serangan teroris di Indonesia yang terjadi beberapa hari belakangan telah menimbulkan keresahan masyarakat.
Mau tak mau masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan berupa mengantisipasi agar serangan tak berulang.
Tentu hal ini terasa tidak nyaman.
Bukan hanya bagi masyarakat yang berusaha melindungi lingkungan sekitarnya, tapi juga pada orang-orang yang dikira sebagai teroris yang bisa membahayakan.
BACA: Ketika Para Wanita Berhijab Datangi Gereja untuk Rendra Bayu, Korban Bom Surabaya
Baru-baru ini di media sosial beredar foto seorang pria mengikuti ibadah di GPIB Maranatha Bandung.
Apesnya, pria tersebut dikira sebagai teroris yang menyusup.
Pasalnya, dikutip dari Tribun-video.com, pria berbaju hitam itu hanya duduk diam tanpa ikut bernyanyi.
Namun kabar tersebut telah diklarifikasi oleh pihak gereja, pada Selasa (15/5/2018).
BACA: Kisah Daniel, Pahlawan Cilik yang Meninggal Saat Hadang Mobil Pembawa Bom Gereja di Surabaya
Ani Mamesah Sekretaris Pengurus Harian Majelis Jemaat GPIB Maranatha Bandung dilansir dari Tribun Jabar mengatakan bahwa pria tersebut bukanlah teroris.
Pria itu bernama Gian yang mengikuti ibadah Minggu (13/5/2018) sekira pukul 17.00 WIB di GPIB Maranatha Bandung.
Ia diketahui merupakan penyandang tuna rungu.
Sejumlah jemaat sempat curiga dengan keberadaan pria tersebut karena hanya duduk diam.
BACA: Kunjungi Rumah Penghadang Teroris di Gereja, Tri Risma Harini: Bapak Kamu itu Pahlawan Nak!
Bahkan dikabarkan ada jemaat yang duduk di sebelahnya risau dan melapor ke pendeta karena ada orang mencurigakan.
Kekawatiran tersebut menyebar ke media sosial, sehingga fotonya viral.
Keluarga Gian di Lampung mengetahui kabar tersebut langsung menghubungi pihak GPIB Lampung untuk klarifikasi.
Pihak GPIB Lampung kemudian menghubungi GPIB Bandung memberikan keterangan.
BACA: Dalang Bom Gereja di Surabaya, Dita Supriyanto, Ternyata Mahasiswa DO Unair yang Punya IPK Segini!
Gian merupakan mahasiswa asal Lampung yang berkuliah di Bandung, dan baru pertama kali beribadah di GPIB Maranatha Bandung.
Ia berkuliah di Universitas Widyatama jurusan desain grafis.
Ani menegaskan bahwa tidak ada niat jemaat untuk mempermalukan, jemaat hanya waspada dan kawatir.
Ani juga meminta agar masyarakat menghentikan penyebarluasan foto yang bersangkutan.
BACA: 5 Fakta Kehidupan Dalang Bom 3 Gereja di Surabaya, Dita Supriyanto, Salah Satunya Punya Usaha Minyak
Klarifikasi tentang Gian juga sudah tersebar luas di media sosial.
Tak hanya dari pihak keluarga dan gereja.
Dosen Gian juga memberikan klarifikasinya tentang keadaan mahasiswanya itu.
Dilansir Grid.ID dari akun Twitter @firliherdiana mengunggah sebuah postingan pada 14 Mei 2018.
BACA: Agnez Mo Tanggapi Bom di Gereja Surabaya dan Perbedaan di Indonesia
"Mahasiswaku dicurigai sebagai penyusup salah-satu Gereja di Bandung, karena berprilaku mencurigakan, lalu di foto & disebarkan sbg DPO.
Yang bersangkutan memang tuli, jd tdk bisa menjelaskan ketika ditanya-tanya oleh petugas Gereja.
Dia Jemaat GPIB Lampung.
Tolong bantu klarifikasi. trmksh," tulis @firliherdiana.
BACA: Berani Hadang Motor Terduga Teroris, Kisah Seorang Korban Bom Gereja di Surabaya ini Jadi Viral
Lebih lanjut Firli menjelaskan, "Gian merupakan mahasiswa berkubutuhan khusus (Tuli) di kampus kami.
Jadi bukan berpura-pura, ybs memang tuli.
Jadi mohon bantu klarifikasi berita ini, karena sudah tersebar via WA Grup dan medsos.
Jangan sebar berita sebelum benar-benar di kroscek kebenarannya ya," ujar @firliherdiana dalam unggahan twitternya.(*)