Laporan Wartawan Grid.ID, Elizabeth Ayudya RR
Grid.ID - ISIS telah mengancam akan memenggal kepala pemain bintang Lionel Messi dan Christiano Ronaldo.
Sebelumnya, ISIS telah membuat beberapa ancaman tentang turnamen yang akan dimulai bulan depan ini.
Dimulai dengan menyebarkan foto seorang pria membawa senapan serbu dan sebuah gambar bom dengan bendera hitam ISIS.
BACA:Pesan Ramadhan Donald Trump Gegerkan Umat Muslim Dunia
Foto pria bersenjata itu kemudian dibuat seolah dia berdiri di depan Volgogard Arena, sebuah stadion sepak bola di wilayah selatan Rusia.
Bintang Barcelona Lionel Messi pun sempat menerima ancaman pada 2017 lewat sebuah poster yang ditebitkan ISIS.
Poster tersebut menggambarkan Messi sedang menangis darah di dalam tahanan.
BACA:Yuk Kepoin Deretan Penampilan Cut Meyriska Saat Memakai Hijab, Cantiknya Kebangetan!
Pada Oktober 2017, Presiden Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA), Claudio Tapia sempat berdialog dengan Duta Besar Rusia, Victor Koronelli di Buenos Aires untuk membahas pengaturan keselamatan dan keamanan pemain selama Piala Dunia.
Pertemuan Claudio Tapia dengan Victor Koronelli itu untuk menindaklanjuti poster berdarah Messi yang sudah tersebar.
Kali ini, ISIS kembali mengancam penyelenggaraan Piala Dunia dengan menyertakan pemain Real Madrid, Christiano Ronaldo dalam ancaman itu.
BACA:5 Makanan yang Harus Dihindari Biar Kamu Nggak Bau Mulut Saat Berpuasa!
Dilansir Grid.ID dari Mirror, sebuah gambar menampilkan Messi dan Ronaldo disematkan ke tanah.
Kepala mereka tampak diretas oleh dua orang berpseragam abu-abu di sebuah stadion sepak bola yang penuh sesak oleh pejuang jihad bertopeng.
Ancaman terbaru ini diungkapkan oleh perusahaan intelijen cyber Sixgill, yang memonitor obrolan ISIS dan menyelidiki Dark Web.
BACA:Bagaimana Islam Radikal Tumbuh di Indonesia? Pakar Menjawabnya
Sixgill mengungkap bahwa poster mengejutkan itu baru dirilis kemarin, (16/5) melalui Telegram.
Sebelumnya, pada April 2017, sebuah bom koper meledak di stasiun kereta api bawah tanah di kota terbesar kedua Rusia, St Petersburg dan menewaskan 14 orang.
ISIS mengklaim ledakan bom itu merupakan balasan serangan udara Rusia di Suriah. (*)