Beberapa kabar angin mengatakan rumah sakit itu sering membuat kesalahan namun tidak ada yang berani bersaksi tentang penyalahgunaan tersebut.
Ruangan-ruangannya memuat 2 kali lebih banyak daripada rumah sakit lainnya.
Makanannya terdiri dari roti berjamur, sup dan buah.
Di sana, pasien terus menerus dipukuli dan dipaksa masuk ke air es.
BACA Pengumuman Lowongan Kerja CPNS 2018, Resmi dari Kementerian
Mereka yang sakit sama sekali tidak diberi perawatan.
Dengan janji akan dibebaskan setelah 10 hari, Elizabeth meninggalkan pekerjaannya di sana.
Tidak ada dokter yang percaya pada pasien yang memberikan kesaksian tentang pelecehan dan penderitaan-penderitaan yang mereka terima.
Seperti yang sudah dijanjikan, ada seorang pengacara yang mau membebaskan Elizabeth.
Setelah bebas, sebuah artikel miliknya berjudul “Sepuluh Hari di Rumah Sakit Jiwa” diterbitkan.
BACA 6 Alasan Mengapa Kamu Harus Berbuka dengan Kurma, Bisa Perkuat Sistem Saraf loh!
Dari artikelnya, perlakuan kejam dan situasi para pasien membaik secara signifikan.
Ia juga sering menulis politik, kemiskinan, dan masalah lain yang sebelumnya tidak penah terpikirkan oleh wanita lain.
Dia menginspirasi banyak wanita muda sebelum dia meninggal karena stroke pada tahun 1992 di umur 57 tahun.
Dari situ, banyak perempuan yang akhirnya mendapatkan hak pilihnya. (*)