Laporan Wartawan Grid.ID, Bunga Mardiriana
Grid.ID - Pada Rabu (16/5/2018) kemarin, boyband asuhan SM Entertainment, NCT, baru mendarat di bandara Incheon dari Moscow.
Saat NCT berjalan menuju keluar bandara, banyak reporter yang berdesakan untuk mengambil gambar mereka.
Dilansir Grid.ID dari Soompi, bodyguard yang sedang menjaga NCT tersebut memukul seorang repoter.
(BACA: Foto Bareng Nadine Chandrawinata, Dimas Anggara Ucapkan Selamat Berpuasa, Bikin Patah Hati deh!)
Kamera repoter tersebut mengenai bibirnya dan menyebabkan luka.
Kejadian tersebut juga dilihat oleh reporter lain yang ada di tempat kejadian.
Bahkan ada yang menyerukan, "Kamu baru saja memukul seorang repoter," kepada bodyguard tersebut, namun ia malah mendapatkan balasan kata-kata yang tidak menyenangkan.
(BACA: Aduh! Bercanda Soal Bom Penumpang Pesawat Dan 2 WNI Alami Hal Tak Terduga)
Pada akhirnya, asosiasi fotografer pers Korea Selatan meminta agensi NCT, SM Entertainment, untuk meminta maaf atas kejadian tersebut.
Ini bertujuan agar kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali.
CEO SM Entertainment, Han Se Min dan Nam So Young pun merilis permintaan maaf mereka.
"Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kekerasan yang sudah dilakukan oleh seorang bodyguard kami kepada salah satu fotografer pers saat artis kami (NCT) tiba di bandara Incheon tanggal 16 Mei lalu. Manager, bodyguard yang melakukan kekerasan beserta dengan CEO dari perusahaan keamanan sudah meminta maaf secara langsung kepada fotografer pers tersebut."
(BACA: Xiaomi di Indonesia Laris, Ternyata di Afrika Keok Lawan Hape Tiongkok)
CEO SM Entertainment melanjutkan, "Tindakan disiplin akan dilakukan kepada manager yang tidak bisa mengatur keadaan tersebut. Kami juga akan mendidik seluruh manager untuk mencegah terulangnya kejadian yang serupa. Sebagai tambahan, perusahaan keamanan akan mengambil langkah pendisiplinan untuk bodyguard yang sudah melakukan kekerasan."
"Kami sekali lagi memohon maaf atas peristiwa yang sudah terjadi." tutup Han Se Min dan Nam So Young.
Berikut video perlakukan kekerasan tersebut:
(*)