Sofyan menuturkan, sosok yang sudah terpapar paham radikal biasanya pelit menjawab salam.
Apalagi terhadap orang yang menurut mereka tidak diketahui agama dan pemikirannya.
Mereka juga akan melepaskan diri dan menjauh apabila pandangannya tidak sama dengan orang yang diajak berdiskusi.
"Biasanya orang seperti itu kita tanya, 'Assalamualaikum!' Dia tidak mau menjawab salam kita. Karena dia sudah nggak suka. Padahal menjawab salam itu wajib," kata Sofyan.
4. Profesi yang mudah terpapar paham radikal
Berdasarkan kajian, Sofyan mengatakan bahwa orang eksakta lebih mudah terpapar paham radikal daripada orang dari ilmu sosial.
"Penyanyi, penulis, sastra itu lebih mempunyai daya imunitas terhadap pemikiran-pemikiran radikal," katanya.
Sofyan mencontohkan bahwa polisi seperti dirinya sekalipun bisa terkena paham radikal.
BACA JUGA: Raffi Ahmad Akhirnya Buka Suara Soal Video Viralnya Bersama Ayu Ting Ting
Selain dari kalangan tersebut, Sofyan juga membenarkan bahwa paham radikal sudah masuk ke kampus-kampus.
Dari doktrin yang disebarkan di kampus, muncullah bibit-bibit yang bisa menjadi teroris suatu saat nanti.
"Kita lihat gejala-gejala ini banyak ya. Di kampus-kampus. Mereka banyak mendoktrin. Doktrin ini bukan dalil. Kadang mereka intoleran terhadap pendapat-pendapat yang lain. Inilah sifat dasarnya. Tanpa sadar, mereka menjadi teroris," kata Sofyan.
Simak video selengkapnya di sini:
(*)