Find Us On Social Media :

Awas! Kolesterol Tinggi Bisa Memicu Perkembangan Alzheimer loh, Begini Penjelasanya

By Maria Andriana Oky, Jumat, 18 Mei 2018 | 13:45 WIB

Kolesterol Tinggi Bisa Memicu Perkembangan Alzheimer

Grid.ID - Berkat dari kemajuan medis adalah meningkatnya kesadaran akan kesehatan.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kolesterol yang berlebih dalam tubuh akan membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Kolesterol merupakan zat yang ditemukan secara alami dalam darah.

Teksturnya sedikit lengket dan jika diangkut ke bagian tubuh lainnya melalui lipoprotein.

(BACA JUGA: Makna Jerawat yang Muncul di Beberapa Bagian Tubuh, Ada Kaitan Sama Kesehatanmu loh!)

Kandungan kolesterol yang berlebih akan berkembang di dinding arteri area jantungmu, lalu akan menyumpat arteri.

Proses penyumbatan ini akan menyebabkan penurunan aliran darah ke jantung dan memicu serangan jantung.

Ada dua jenis kolesterol dalam tubuh kamu yaitu kolsterero jahat LDH dan kolesterol baik HDL.

Kolesterol jahat juga disebut LDL bertanggung jawab menjadi penyebab sakit jantung.

(BACA JUGA: Catat nih! 4 Dampak Negatif pada Otak Akibat Kurang Tidur, Apa Aja?)

Sedangkan kolesterol baik bertugas untuk membawa kolesterol jahat menjauh dari jantung menuju hati agar didetoksifikasi.

Namun sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa kolesterol juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer.

Alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang mempengaruhi kapasitas otak untuk membentuk atau mengingat kembali suatu hal.

Pada dasarnya ada beberapa jumlah kolesterol yang secara alami ada dalam otak kita.

(BACA JUGA: Kenali yuk Apa itu Nyeri Linuaria, Penyakit yang Menghantui Semua Usia dan Solusi untuk Mengatasinya!)

Tapi peningkatn kolesterol ini bisa menyebabkan peningkatan akumulasi protein yang disebut amyloid-beta.

Akumulasi protein tersebut merupakan penyebab utama perkembangan Alzheimer.

Jumlah kolesterol yang berlebih membantu peningkatan akumulasi protein amyloid-beta dan sel-selnya saling menempel.

Reaksi beracun ini bisa menyebabkan kematian sel-sel otak.

Dikatakan bahwa kematian sel-sel otak ini bisa meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. (*)