Oleh karena itulah Facebook menerapkan filter untuk menandakan bahwa konten tersebut dapat bersifat sensitif.
"Ada juga konten yang kami filter seperti video ledakan bom, karena video tersebut sudah umum juga di televisi.
Konten ini tidak kami hapus, hanya ditutupi dengan filter saja," ungkap Ruben.
(BACA JUGA : Pemakaman Pelaku Bom Gereja Ditolak Warga, Tri Rismaharini Minta Fatwa MUI)
Sebelumnya dalam siaran pers-nya, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengimbau seluruh masyarakat tidak menyebarluaskan konten negatif yang berkaitan dengan aksi terorisme.
Baik dalam bentuk foto, gambar, atau video korban aksi terorisme di media apapun.
Menteri Kominfo Rudiantara, meminta agar setiap orang tidak lagi menyebarluaskan gambar dan foto yang tak layak buat anak-anak.
"Terorisme, jangan takut. Jangan buat anak-anak kita takut nantinya, karena itu yang diinginkan oleh yang membuat teror.
Bangsa kita bukan bangsa penakut," kata Menkominfo Rudiantara.
Tak hanya itu, jika ada konten yang tak layak, Rudiantara mengajak setiap orang untuk melakukan komplain ke penyedia platform agar segera menurunkan konten tak layak itu.
"Kalau perlu kita sama sama komplain ke penyelenggaranya.
Kita file complaint kepada platform, apakah itu Facebook, Twitter, IG, Youtube dan sebagainya.
Kita minta kontennya kita turunkan, untuk Indonesia yang lebih baik. Itulah kebangkitan bangsa Indonesia,” tandasnya.(*)