Grid.ID - Media sosial seperti facebook, jadi tempat penyebaran berita teror bom di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Banyak foto dan bahkan video yang diposting kejadian minggu kelabu itu (13/5/2018).
Bahkan tak sedikit konten-konten yang sejatinya tak layak diperlihatkan.
Terkait hal ini, Facebook Indonesia mengatakan telah menghapus ribuan konten soal aksi dan korban teror bom Surabaya.
Dikutip dari Kompas.com, Ruben Hattari, Public Policy Lead Facebook Indonesia menyatakan ribuan konten ini termasuk 472 konten yang dihapus berdasarkan permintaan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.
"Angka 472 itu hanya dalam waktu dua hari pasca bom Surabaya.
Tapi sebenarnya ada ribuan konten radikal yang sudah dihapus," ungkap Ruben saat ditemui di kantor Facebook, Jumat (18/5/2018).
(BACA JUGA : Singkirkan Bintik Hitam di Wajah dengan Umbi-umbian Satu Ini, Mau Tahu?)
Facebook juga menegaskan memiliki tim yang selalu melakukan pengecekan.
Selain itu, Facebook Indonesia pun menuturkan tidak serta-merta menghapus begitu saja konten terkait bom Surabaya yang telah tersebar di media sosial ini.
Pasalnya ada beberapa konten yang malah sudah lebih dulu dipublikasikan oleh media mainstream dan contohnya video saat ledakan terjadi.
Kendati demikian, Facebook tetap menjaga konten tersebut agar tidak mengganggu pengguna.
Oleh karena itulah Facebook menerapkan filter untuk menandakan bahwa konten tersebut dapat bersifat sensitif.
"Ada juga konten yang kami filter seperti video ledakan bom, karena video tersebut sudah umum juga di televisi.
Konten ini tidak kami hapus, hanya ditutupi dengan filter saja," ungkap Ruben.
(BACA JUGA : Pemakaman Pelaku Bom Gereja Ditolak Warga, Tri Rismaharini Minta Fatwa MUI)
Sebelumnya dalam siaran pers-nya, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengimbau seluruh masyarakat tidak menyebarluaskan konten negatif yang berkaitan dengan aksi terorisme.
Baik dalam bentuk foto, gambar, atau video korban aksi terorisme di media apapun.
Menteri Kominfo Rudiantara, meminta agar setiap orang tidak lagi menyebarluaskan gambar dan foto yang tak layak buat anak-anak.
"Terorisme, jangan takut. Jangan buat anak-anak kita takut nantinya, karena itu yang diinginkan oleh yang membuat teror.
Bangsa kita bukan bangsa penakut," kata Menkominfo Rudiantara.
Tak hanya itu, jika ada konten yang tak layak, Rudiantara mengajak setiap orang untuk melakukan komplain ke penyedia platform agar segera menurunkan konten tak layak itu.
"Kalau perlu kita sama sama komplain ke penyelenggaranya.
Kita file complaint kepada platform, apakah itu Facebook, Twitter, IG, Youtube dan sebagainya.
Kita minta kontennya kita turunkan, untuk Indonesia yang lebih baik. Itulah kebangkitan bangsa Indonesia,” tandasnya.(*)