Laporan Reporter Grid.ID, Irene Cynthia Hadi
Grid.ID - Kasus teror bom Surabaya pada Minggu (13/5/2018) lalu masih menyisakan trauma yang luar biasa bagi masyarakat.
Bagaimana tidak. Sebanyak 3 gereja dan 1 markas polisi diserang teroris.
Tak hanya itu saja.
BACA JUGA: Terkuak, Inikah Cara Para Teroris 'Membujuk' Anak dan Istrinya Mati dalam Aksi Bom Bunuh Diri?
Untuk pertama kalinya, bom bunuh diri itu dilakukan oleh 2 keluarga dan melibatkan wanita serta anak-anak.
Usai kejadian ini, banyak netizen mengecam perbuatan kejam para teroris.
Namun di tengah-tengah duka dan tangis masyarakat, masih ada saja netizen yang mengatakan bahwa ini hanya settingan dan rekayasa.
BACA JUGA: Pakar Ekspresi Bongkar Fakta di Balik Video Pengakuan Raffi Ahmad dan Ayu Ting Ting
Sebut saja seorang kepala sekolah SMP di Kalimantan Barat yang akhirnya ditangkap setelah status Facebooknya viral.
Belum lagi masalah tersebut selesai, kini muncul status viral seorang pilot Garuda Indonesia.
Dilansir dari akun Twitter @kurawa, seorang pilot berinisial OGT membagikan status bahwa bom bunuh diri itu adalah settingan belaka.
BACA JUGA: Deretan Mobil Mewah Sering Hadiri Rapat Misterius di Rumah Bomber Surabaya
OGT membagikan status seorang netizen berinisial S yang menuliskan di akun Facebooknya tentang rencana di balik tragedi bom itu.
Status itu menyebutkan bahwa pelaku bom bunuh diri tidak pernah ke Suriah.
Status tersebut juga menyebutkan bahwa pelaku dijebak menghantarkan paket dan ada orang yang memencet remot kontrol.
Tak hanya itu saja, OGT malah menuliskan kata "Du du du du.." di atas status itu.
BACA JUGA: Misteri Suara Aneh dari Dalam Rumah Keluarga Bomber Surabaya
Akibat status tersebut, banyak netizen Twitter yang marah dan geram.
Mereka menganggap sang pilot justru mendukung aksi terorisme dan sangat membahayakan apabila ia terus dipekerjakan.
Dilansir dari Kompas.com, akibat status tersebut, OGT akhirnya dinonaktifkan oleh Garuda Indonesia.
Pihak Garuda menonaktifkan sang pilot pada Jumat (18/5/2018).
Terkait dengan postingan tersebut, Garuda akan segera menginvestigasi dan menelisik apa motif OGT.
Selain menonaktifkan sang pilot, pihak Garuda yang diwakili oleh Vice Presiden Corporate Secretary, Hengki Heriandono juga meminta maaf kepada publik.
Ia juga memastikan bahwa pihaknya akan mengedepankan etika serta memantau perilaku pegawainya, terutama soal isu SARA di media sosial.
(*)