Jika arah Kabah di Mekkah sulit untuk ditentukan, astronot bisa menggunakan gambar Kabah atau bumi sebagai kiblat.
Lalu untuk wudhu, astronot bisa menggunakan tisu atau handuk basah yang disediakan di ISS.
“Bentuk postur tubuh (seperti berdiri, membungkuk, dan berlutut) disesuaikan dengan kondisi di ISS,” tulis Dewan Fatwa Nasional Malaysia.
Jika astronot tidak bisa berdiri tegak, astronot bisa mencoba untuk berdiri dengan postur apa pun. Bila masih kesulitan, astronot boleh duduk dan membungkuk dengan mendekatkan dagu ke lutut atau tempat berlutut.
Namun, jika astronot benar-benar tidak bisa mengubah posturnya sama sekali, Dewan Fatwa Nasional menyarankan untuk menggunakan kelopak mata sebagai indikator perubahan postur selama shalat atau bahkan sekadar membayangkan urutan shalat. (Kompas.com/Shierine Wangsa Wibawa)
7 Warung GoFood Artis Buat Buka Puasa, Ada Dian Sastro, Titi Kamal, Baim Wong
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Ini Cara Astronot Shalat dan Puasa Kala Matahari Terbit 16 Kali Sehari