Lalu posisi paling buncit ditempati Megawati Soekarnoputri (0,6 persen).
Margin of error survei ini 2,83 persen yang artinya posisi lima besar memiliki tingkat keakuratan yang baik.
Qodari juga mengungkapkan survei serupa pernah dilakukan Indo Barometer tahun 2011 yang lalu.
Survei tahun 2011 itu juga menunjukkan hasil yang sama, Soeharto sebagai presiden paling sukses memimpin Indonesia.
"Saat itu Indo Barometer dituduh pro-Soeharto. Eh ternyata sekarang, hasil surveinya kan tetap sama," kata Qodari.
BACA ; Bikin Ngakak! Mirip Pangeran Harry dan Meghan Markle, Begini Royal Wedding Versi Warkop DKI
Namun pada survei tahun 2011 lalu responden yang memilih Soeharto lebih tinggi yakni sebesar 40,5 persen.
Namun hasil survei ini dinilai tidak sepadan oelh politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko.
Ia menilai wajar Soeharto dinilai publik sebagai presiden paling berhasil.
Pertama, Budiman berujar Soeharto memimpin selama 32 tahun, oleh sebab itu pencapaiannya lebih banyak dari presiden lainnya.
"Wajar kalau dia membangun lebih banyak jembatan, lebih banyak bendungan, modal waktunya panjang. Dia lebih punya banyak waktu untuk menyelesaikan masalah," ujar Budiman.
Kedua, dalam rentang waktu 32 tahun itu Soeharto mampu mengendalikan unsur-unsur negara.
"Kekuasaan dia lebih besar. Legislatif dia kontrol, yudikatif juga. Sementara pemimpin di pasca-reformasi tidak bisa. Megawati, SBY, Jokowi, tidak bisa mengontrol MA, tidak bisa menentukan pemenang pemilu," kata Budiman.
Ketiga, tidak adanya otonomi daerah, sementara sekarang sangat digalakkan otonomi daerah.
"Jadi, ini seperti membanding-bandingkan durian dengan jeruk," pungkas Budiman.
(*)