Pada 2010, Yudi membaca adanya revisi pemahaman dari Al Qaeda yang berisi agar para pengikutnya mengevaluasi dirinya masihng-masing.
Di situ Yudi tersadar bahwa yang diyakininya selama ini mungkin salah.
"Itu akhirnya saya membuka tempurung ini. Sehingga masuk yang lain-lain. Sehingga saya kok ditanya, apa inspirasi berubah? Al Qaedah inspirasinya," kata Yudi.
3. Sekolah di STPDN
Yudi bercerita bahwa ia sempat belajar di Sekolah Tinggi Pemerintah Dalam Negeri (STPDN) selama empat tahun.
Selama di sana, ia berkenalan dengan pengajian kampus yang mengajarkan dengan pondasi ajaran Aman.
Bahkan, Yudi sempat diajak untuk bertemu dengan Aman secara langsung.
Saat itu, Aman berada di penjara Lapas Sukamiskin, Bandung.
Yudi diajak oleh anak didik Aman yang lain agar mendapat ceramah dari Aman langsung.
Dari situ, Yudi kemudian membaca buku-buku karangan dan terjemahan Aman.
Ia juga mengikuti ceramah Aman yang dilakukan secara live dari media sosial.
4. Keluar PNS
Yudi meninggalkan pekerjaannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) bermula dari ajaran Aman.
Ia merasa hal tersebut harus dilakukan karena urusan keimanan.
Ideologi ini bukan untuk mencari uang, bukan untuk mencari pekerjaan tapi untuk membuktikan keimanan. Pekerjaan, harta itu nggak ada urusannya sama keimanan. Malah harusnya dikorbankan. Maka nggak ada urusan, mau dia kaya, dia terpelajar. Kalau doktrin itu masuk, dia akan tinggalkan," kata Yudi.
5. Bantuan Ayah
Ayah Yudi pernah meminta agar ia membaca dua ayat Al-Quran untuk memberikan perbandingan dengan potongan ayatyang diberikan oleh Aman.
"(Peran) Keluarga itu sangat besar, terutama orang tua yang berpendidikan, berilmu. Itu bapak saya yang menghilangkan doktrin ustad Aman itu bapak saya. Saya didoktrin Al-Mumtahanah ayat 4. Bapak saya datang bawa Alquran, baca ayat 8 dan 9. Saya baca. Wah iya," kata Yudi tersenyum.
Sejak keluar dari penjara pada 2015 itulah dia mengaku sudah lepas dari paham JAD.
KIni Yudi tengah kuliah di Universitas Indonesia jurusan pertahanan dan menjadi pembicara dalam diskusi kasus terorisme. (*)