Find Us On Social Media :

Jarang Diketahui, Ini Sosok Sherlock Holmes Sesungguhnya di Kehidupan Nyata

By Aditya Prasanda, Selasa, 22 Mei 2018 | 18:05 WIB

Ilustrasi Sherlock Holmes

Sherlock Holmes merupakan salah satu cerita detektif paling populer sepanjang sejarah literasi abad 20 hingga hari ini. Namun tidak banyak yang tahu, dari mana sesungguhnya tokoh brilian ini berasal?

Grid.ID - Benarkah Sherlock Holmes diangkat dari kisah nyata?

Tidak sepenuhnya tepat namun dapat dipastikan, karakter Sherlock Holmes yang melegenda memang diilhami oleh seseorang yang berpengaruh dalam kehidupan sang penulis, Sir Arthur Conan Doyle.

Sosok itu bernama Dr. Joseph Bell.

Conan Doyle pertama kali bertemu Dr. Bell tahun 1877 di Universitas Edinburgh.

Hari ini dalam Sejarah: Sir Arthur Conan Doyle, Penulis Sherlock Holmes Dilahirkan

Kala itu, Dr. Bell merupakan profesor yang mengampu Conan Doyle.

Dr. Bell berusia 39 tahun saat Conan Doyle pertama kali mengikuti kelasnya.

Conan Doyle mengenang Dr. Bell, sebagai sosok berenergi besar yang tampak begitu bersemangat dalam setiap tindak lakunya.

Mata Dr. Bell berbinar-binar, hidungnya mancung dan dagunya tajam, ciri fisik yang kelak begitu mempengaruhi perawakan Sherlock Holmes.

Selain berprofesi sebagai seorang dokter yang cemerlang, Dr. Bell juga menulis beberapa sajak, ia juga seorang olahragawan yang baik dan pengamat dunia burung.

Patahkan Segala Teori Konspirasi, Sebuah Penelitian Ungkap Fakta Kematian Adolf Hitler Sesungguhnya

Jelang tahun ketiga kuliah, Conan Doyle ditunjuk sebagai asisten Dr. Bell.

Conan Doyle banyak memanfaatkan waktunya menyimak kemampuan luar biasa Dr. Bell yang begitu cepat menyimpulkan diagnosa penyakit pasien.

Dalam sebuah pernyataan, Conan Doyle mengenang ucapan Dr. Bell, "Semua guru harus berhati-hati dan sanggup menunjukkan pada siswanya bagaimana mengenali sebuah kasus kesehatan secara akurat."

"Diagnosa yang akurat berasal dari pengamatan yang terlatih, dan seorang dokter yang baik dapat mengenali siapa dan dari mana pasiennya berasal," kenang Conan Doyle soal Dr. Bell.

Dr. Bell mengamati gerak-gerik setiap orang. Ia berusaha sebisa mungkin mengenali latar belakang pasiennya secara detil.

Hal ini menurut Conan Doyle, membantu dosennya mengetahui kondisi sosial dan geografi si pasien.

Dari aksen si pasien, Dr. Bell dapat mengenali dari mana si pasien berasal.

Melalui kapalan pada tangan, Dr. Bell dapat mengetahui pekerjaan mereka.

Persona dan kemampuan analisa Dr. Bell kemudian mengilhami Conan Doyle membuat karakter Sherlock Holmes.

Sementara satu demi satu data yang mengilhami Sherlock Homes ia susun, Conan Doyle lantas menciptakan karakter lain, Dr. Watson yang tak lain adalah dirinya sendiri. (*)