Grid.ID - Kasus penganiayaan terhadap anak kembali terjadi di Medan, Sumatera Utara.
Korban adalah seorang bocah berusia 4 tahun.
Ia disiksa oleh ayah kandung dan ibu tirinya.
Di sekujur tubuh sang anak terdapat luka-luka akibat kerasnya penyiksaan yang didapat korban.
BACA : Kisah Sedih di Balik Mobil Mewah yang Dikendarai Pangeran Harry Menuju Pesta Pernikahannya
Hal ini diketahui ketika bibi korban adik dari ayah bocah tersebut mengungkapkan hal tersebut melalui akun facebooknya Dwi Erni Sembiring (22/5/18).
Begini bunyi postingannya.
"Selama ini aku diam yah..Kau mau jungkir balik sama bapak anak itu, terserahmu."
"Dulu sempat kau buat keponakanku begini, aq diamkan karena bapaknya sendiri yg bilang ga akan diulangi...
Sekarang kau buat lagi begini malah lebih parah dari yg pertama, ga ada kurasa otakmu.
Kau perempuan, punya anak juga. Walau dia anak tirimu, ga pantas kau perlakukan dia begini.
Masih kecil dia, masih umur 4thn. Sebandel apa rupanya anak seumur itu maka bisa sampai hancur kau bua dia??
Asal kau tau yah, anak yg kau hajar itu bukan hanya sakit fisik tapi psikis juga. Untuk tutup mata mau tidur aja ga berani dia, ngoceh sendiri, berdiri disudu sudut rumah, ketawa pun ga ma lagi, sudah rusak kau buat psikisnya hantu...!!
Sekali ini a ga akan diam lagi, biar tau kau duanya suami istri.
Sama otakmu duanya yah...Ga peduli aq samamu dan suamimu itu walaupin dia abangku.
Kemana pun kau lari sembunyi, ga tenang jiwamu.
Ga ada lagi kata maaf untuk perbuatanmu ber 2. Ntah apa isi otakmu itu....
Seminggu ini sudah siap laporan pengaduan buatmu ya hantu...
Sekali ini sekalian kau kubuat terkenal dan banyak orang nyari kau.
Tunggu aja, banyak orang bantu kami.Kasus ini sudah kami share ke KPAI dan banyak yg membantu dan support kami.
Kau tunggu aja...Kau pilih menyerahkam dirimu sendiri atau kau tetap sembunyi.." tulis Dwi.
Menurut bibi korban, keponakannya itu sudah kedua kalinya disiksa dan dianiaya oleh ibu tirinya.
Sedangkan sang ayah seakan tutup mata tak peduli dengan keadaan anak kandungnya yang menderita.
Kondisi korban sangat mengenaskan.
Tangannya patah, bibir pecah, punggung dan perut membiru, kepala bocor, pelipis lecet hingga alat kelaminnya lebam.
Bukan hanya itu, psikologis korban juga terganggu akibat siksaan tersebut.
BACA : Bagaimana Rakyat Palestina Rayakan Ramadhan di Tengah Kecamuk Perang?
Korban sampai tak menutup mata saat tidur, sering berbicara sendiri dan tak mau tertawa.
Dwi juga mengaku telah mengadukan kasus ini ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Saat ini korban berada di rumah bibinya di Kabanjahe (Tanah Karo).
(*)