Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Hari masih gelap ketika Firman Halim yang berusia 16 tahun melakukan sholat subuh di sebuah masjid dekat rumahnya di pinggiran kota Rungkut, Surabaya.
Anak yang ceria dan gembira itu adalah anak favorit satpam kompleks perumahan yang bernama Hery.
Hery yang berusia 46 tahun itu bahkan menganggap Firman sebagai 'sahabat kecil'.
Tetapi ada sesuatu yang berbeda di hari Minggu, 13 Mei 2018 itu.
BACA: Pasca Bom Surabaya, Polisi Temukan Cara Unik untuk Membuka Pintu Gerbang, ini Rahasianya
Senyum Firman yang ramah itu menghilang.
Sebaliknya, remaja itu menangis.
Ayahnya, Dita Oepriarto, mengelus kepalanya dan menepuk pundaknya.
Tetapi dia terus menangis.
BACA: Bocah Perempuan yang Selamat Dalam Ledakan Bom Mapolrestabes Surabaya Anak Salah Satu Teroris
Dikutip Grid.ID dari Channel News Asia, Hery datang ke masjid untuk sholat sebelum dia mulai shift pagi.
Hery duduk dekat dengan Dita dan Firman.
Dalam keheningan fajar, Hery, mendengar Dita berbisik, "bersabar, tuluslah".
Tetapi remaja itu tidak bisa dihibur.
BACA: Lagi, Sebarkan Isu Bom dan Terorisme, Pengguna Sosial Media Ditangkap
Dia terus menangis.
Tangisan Firman bahkan mengganggu kekhusukan Hery beribadah.
"Saya ingin bertanya kepada ayahnya apa masalahnya tetapi saya berhenti sendiri, karena saya tidak ingin dianggap sebagai tukang ikut campur tangan urusan orang," kata Hery.
Ketika sholat berakhir, Firman, Dita dan kakak laki-laki Firman, Yusof Fadhil berdiri untuk pulang.
BACA: Himma Dewiyana Lubis, Dosen Penyebar Hoaks Bom Surabaya Pingsan Saat Polisi Jelaskan Kesalahannya
Pada saat itu, Firman melihat Hery untuk pertama kalinya dengan tanpa senyuman.
Siang harinya, Dita Supriyanto dan istrinya Puji Kuswati beserta keempat anaknya meledakkan bom bunuh diri di waktu hampir bersamaan di lokasi yang berbeda.
Rupanya Firman Tak hanya menangis saat sholat subuh.
Dikutip dari Tribun Jabar, sehari sebelum pengeboman, Dita beserta kedua anak lelakinya menunaikan salat maghrib berjamaah di masjid.
BACA: Lagi, Oknum Dosen Wanita Diciduk Polisi, Sebarkan Hoax Berita Bom Surabaya
Menurut pengakuan dari Khorihan ketua RT setempat, "Mereka masih salat subuh berjemaah sebelum hari pemboman. Oh iya, Maghrib sebelumnya anak kedua (Firman) habis salat sempat nangis-nangis terus dirangkul, dicium, dipuk-puk".
Keluarga Dita menjadi pelaku bom bunuh diri yang guncang tiga gereja di Surabaya.
Dita meledakkan diri di dalam mobil yang dihantamkan ke gedung gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuna.
Istrinya, Puji Kuswati beserta kedua anak perempuannya meledakkan bom di GKI Jalan Diponegoro.
BACA: Ditolak Di Wilayahnya Sendiri, Jenazah Para Pelaku Bom Juga Ditolak Warga Kawasan Putat Gedhe
Serta kedua anak lelakinya, Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16) meledakkan bom dengan kendarai sepeda motor di Gereja Santa Maria Tak Bercela.(*)