Apa yang menyebabkan kanker paru-paru hari ini lebih banyak menyerang wanita ketimbang pria? Para pakar menjawabnya
Grid.ID - Sejarah membuktikan kanker paru-paru lebih banyak menyerang pria ketimbang wanita.
Namun sebuah penelitian baru-baru ini menyebut telah terjadi pergeseran tren di Amerika Serikat, yang menyebabkan kanker paru-paru hari ini lebih banyak menyerang wanita ketimbang pria.
"Tercatat dalam 10 hingga 15 tahun terakhir, wanita berisiko lebih besar menderita kanker paru-paru daripada pria," ungkap Dr Otis Brawley, kepala petugas medis dari American Cancer Society, dikutip Grid.ID dari CBS News.
Saksi Ungkap Detik-detik Tabrakan Maut Kereta Api Vs Truk di Italia yang Tewaskan Puluhan Orang
"Namun kami benar-benar tidak tahu mengapa hal ini terjadi. Kami akan melakukan penelitian lebih lanjut," terang Otis.
Kanker paru-paru merupakan kanker paling mematikan di Amerika Serikat.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, aktivitas merokok menyumbang sekitar 80 hingga 90 persen kasus kanker paru-paru.
Penelitian ini dilakukan secara kolektif oleh American Cancer Society dan National Cancer Institute.
Kandungan Gizi dalam Padi Menurun Akibat Pemanasan Global, Ini Dampaknya Bagi Ibu Hamil
Para peneliti memeriksa insiden kanker paru berdasarkan jenis kelamin, ras, usia, tahun diagnosis, dan tahun kelahiran warga di AS.
Data ini mencakup semua kanker paru yang didiagnosis pada orang usia 30 hingga 54 tahun dalam rentang waktu dari tahun 1995 hingga 2014 di 46 negara bagian.
Penelitian itu menyebut, kasus kanker paru-paru secara umum telah berkurang baik pada pria dan wanita di semua kelompok usia dan kelompok etnis.
Namun sayangnya, turunnya kasus kanker paru-paru ini drastis hanya terjadi pada kaum pria.
'Mereka Mengirim Saya untuk Dibunuh'
Para peneliti memiliki beberapa teori tentang mengapa kasus ini menimpa lebih banyak wanita ketimbang pria.
Termasuk di antaranya mencakup dugaan bahwa ada dua jenis kanker yang berbeda pada pria dan wanita.
Selain itu, tak menutup kemungkinan hal ini disebabkan dugaan bahwa perbedaan gender dapat mempengaruhi kerentanan terhadap kanker paru-paru. (*)