Grid.ID - Ada banyak kekhawatiran yang sering menghampiri ibu hamil.
Kekhawatiran ini selalu berkisar seputaran masalah kehamilan bahkan ada yang sampai menyebabkan ibu hamil menjadi stres.
Salah satu masalah yang kerap menjadi kehawatiran para ibu hamil adalah preeklampsia.
Preeklampisa itu sendiri merupakan komplikasi kehamilan yang berpotensi fatal yang ditandai dengan tekanan darah tinggi sang ibu.
( BACA JUGA :Hanya Dituntut Delapan Bulan, Jennifer Dunn Mengaku Tetap Merasa Berat)
Kondisi ini kerap mempengaruhi kesehatan beberapa ibu hamil selama paruh kedua kehamilan sekitar 20 minggu.
Kelahiran prematur sering dikaitkan dengan peradangan yang dialami oleh sang ibu.
Tak hanya itu, faktor penyebab lainnya seperti infeksi akut atau paparan radikal bebas, hipertensi dan diabetes yang dialami oleh sang ibu juga menjadi faktor penyebab kelahiran prematur.
Namun, ada studi terbaru yang dikembangkan oleh para ilmuwan dari University of California di San Fransisco.
( BACA JUGA :4 Menu Infused Water yang Bisa Menghidrasi Tubuh Saat Sahur dan Berbuka!)
Studi ini bertujuan untuk mengetahui dan mencegah risiko preeclampsia secara dini.
Para peneliti melakukan penyaringan terhadap 25 biomarker dan aktivasi sistem kekebalan tubuh, serta tingkat protein yang memiliki peran penting untuk perkembangan plasenta.
Tes ini kemudian dikombinasikan dengan informasi tentang faktor risiko lain seperti usia dan penghasilan sang ibu.
Tes komperhensif ini mengetahui dengan jelas gejala kelahiran prematur secara spontan yang terjadi ketika air ketuban pecah atau awal kontraksi yang juga terjadi secara spontan dan menunjukkan kelahiran prematur.
( BACA JUGA :4 Masker Alami dari Jus Lidah Buaya untuk Kulit Kering Selama Puasa)
Lalu, kemudian dokter akan mengambil keputusan untuk menginduksi persalinan atau melakukan operasi caesar demi keselamatan ibu dan bayi.
Juru bicara dari Associate professor of epidemiology and biostatistics Dr Laura Jelliffe-Pawlowski mengatakan, ada begitu banyak penyebab kelahiran prematur.
Dan karena hal itulah perlu dibangun sebuah rencana untuk memperhitungkan beberapa cara biologis untuk mencegah kelahiran prematur.
Tes penyaringan biomarker ini dilakukan pada 400 orang wanita sebagai bagian dari perawatan pralahir yang rutin selama trimester kedua.
( BACA JUGA :Nonton Asian Games 2018 Masyarakat Disediakan Transportasi)
Tes ini dimaksudkan untuk membantu mencegah beberapa kasus kelahiran prematur.
Dr Laura Jelliffe-Pawlowski berharap agar tes ini bisa meningkatkan kesadaran para ibu hamil untuk melakukan konseling tentang kelahiran prematur dan mengetahui apa itu preeklampsia.
Lebih lanjut sang dokter menjelaskan bahwa tes ini bisa mengatasi kehamilan prematur dan dan cukup membantu bagi wanita yang memiliki pengasilan rendah. (*)