Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Jadi kelompok teroris yang banyak dibicarakan dunia, ternyata ISIS punya satu sumber dana tak terduga.
Diberitakan oleh Al Arabiya (23/56/2018), pejuang ISIS di Afghanistan meraup keuntungan hingga ribuan dolar per tahun dengan penambangan mineral talc ilegal.
Dilaporkan oleh Global Witness, kebanyakan hasil penambangan talc ini dijual ke produsen Amerika Serikat dan Eropa.
Sekita 500.000 ton talc, biasa digunakan sebagai bahan baku cat hingga bedak bayi, diekspor dari Afghanistan setiap tahunnya di bulan Maret.
Baca : Foto Kedua Anak Kecil Bergandengan Tangan di Bandara Viral, Pihak Maskapai Beri Keluarganya Hadiah
Sebelum sampai ke negara tujuan, talc ilegal ini 'transit' dahulu ke Pakistan, baru kembali diekspor ke negara-negara tujuan.
Pakistan sendiri memasok lebih dari sepertiga kebutuhan talc impor di Amerika Serikat dan dalam jumlah yang cukup besar pula ke Uni Eropa.
Menurut Direktur Kampanye Global Witness, Nick Donovan, jadi tanpa sengaja konsumen di Amerika Serikat serta Eropa telah 'mendanai' grup ekstremis Irak dan Suriah tersebut.
Bukan cuma kali ini barang tambang menjadi komoditi kelompok-kelompok radikal di dunia.
Baca : Demi Penuhi Hasrat Berbelanja, Seorang Ibu Tega Jual Anaknya
Taliban juga dilaporkan mendapatkan dana dari hasil penjualan permata dan mineral ilegal.
ISIS sendiri sekarang dikabarkan tengah berusaha menguasai tambang-tambang talc di Nangarhar, perbatasan Pakistan.
Nangarhar adalah wilayah yang kaya akan bahan tambang seperti talc, krom, dan marmer.
Selain itu, Nangarhar adalah rute utama yang biasa digunakan untuk penyelundupan obat-obatan dan barang terlarang lainnya.
Sebelumnya, seorang komandan militan senior ISIS bahkan pernah mengatakan bahwa pihaknya akan merebut kendali atas aset pertambangan dari kendali kelompok bersenjata lainnya di Nangarhar.
Proyek ini bahkan akan masuk dalam prioritas mereka.
Para pejabat keamanan di Afghanistan telah lama prihatin mengenai penyelunduban tak terkendali di wilayah Nangarhar.
Diperkirakan akan ada sekitar 750 sampai 2.000 orang pejuang ISIS yang akan melancarkan aksi perampasan tambang di Nangarhar. (*)