Katie Milne, pemimpin kelompok advokasi petani, Federated Farmers, berharap para petani memperoleh semua dukungan yang mereka perlukan termasuk dana kompensasi yang memadai.
"Ini adalah masa yang sulit, para petani akan menderita karena sumber mata pencaharian mereka mau tak mau harus dimusnahkan," ujar Katie Milne menyoal para petani yang terdampak penyembelihan massal ini.
Ia menambahkan, "Kita harus merangkul mereka sebagai tetangga, anggota masyarakat, petani sekaligus kawan."
Selandia Baru merupakan rumah bagi sekitar 10 juta sapi, atau sekitar dua kali lipat populasi penduduk disana.
Tercatat sekitar dua pertiga dari keseluruhan sapi merupakan sapi perah, sementara sisanya merupakan sapi potong.
Sementara itu, susu sapi merupakan komoditi ekspor terbesar Selandia baru. Sebagian besar dari susu itu dijual ke Tiongkok dan digunakan sebagai susu formula.
Bakteri Mycoplasma bovis ditemukan di 38 peternakan di seluruh Selandia Baru.
Otoritas Selandia Baru masih mencari tahu bagaimana bakteri itu masuk ke negara tersebut.
Tidak Manusiawi, Ini Sanksi yang Diberikan Donald Trump Bagi Para Imigran Gelap
Tercatat 24.000 sapi mati dalam beberapa bulan terakhir, dan setidaknya lebih dari 128.000 sapi harus dimusnahkan.
Biaya program pemberantasan ini diperkirakan mencapai 616 juta dollar atau setara Rp 8 triliun yang akan dilakukan bertahap dalam sepuluh tahun ke depan.
Perdana Menteri Jacinda Ardern turut menyatakan optimismenya terkait program pemberantasan bakteri Mycoplasma bovis.
Sedang Berjemur, Wanita ini Dipukuli Polisi Secara Membabi Buta, Ini 4 Fakta Di Baliknya
"Kami tidak mengetahui pasti apa dampak jangka panjang pembantaian sapi massal ini pada industri pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian Selandia Baru," ujarnya.
Ia menambahkan, "Namun jika kita memiliki kesempatan menjadi negara yang aktif membasmi wabah penyakit ini, maka kita akan memanfaatkan kesempatan itu." (*)