Find Us On Social Media :

Akhirnya Terjawab! Rupanya Inilah Alasan Kenapa Buka Puasa Terasa Tidak Lengkap Tanpa Kolak

By Linda Rahmadanti, Rabu, 30 Mei 2018 | 14:44 WIB

Kolak pisang

Laporan Wartawan Grid.ID, Linda Rahmad

Grid.ID - Kamu pasti sudah gak asing lagi kan dengan menu kolak.

Yap, kolak merupakan menu wajib yang harus ada saat buka puasa.

Sejak zaman dulu kolak menjadi hidangan yang selalu dicari-cari saat bedug tiba.

Rasanya buka puasa tidak akan lengkap tanpa adanya kolak.

(Baca: Diduga Sindir Dipo Latief Soal Narkoba, Begini Penjelasan Nikita Mirzani)

Cita rasa manis dan gurih dari kolak ini memang sangat pas dinikmati untuk meredakan lapar dan dahaga.

Lalu kenapa ya makanan ini identik dengan bulan Ramadan?

Jadi menurut sejarawan dan penulis buku Jejak rasa Nusantara: sejarah makanan Indonesia, Fadly Rahman, makanan khas Ramadan ini mendapat pengaruh dari budaya Arab.

"Entah ini hanya sekedar kebetulan atau tidak, kata kolak ini berasal dari kata 'Khalik'," paparnya saat dihubungi via telepon, Kamis (24/5/2018).

(Baca: Menjadi 'Bridesmaid' 2 Hari Berturut-turut, Seorang Wanita Harus Rela Kakinya Diamputasi)

Dalam bahasa Arab, "Khalik" berarti Tuhan, pencipta alam semesta.

Sejarawan menyebutkan bahwa kolak dulunya dipakai sebagai media untuk menyebarkan agama Islam.

"Memang belum ada sumber pasti yang menyebut kolak dipakai sarana untuk menyebarkan agama Islam."

(Baca: Sweet Banget! Sedang Marah, Begini Perilaku Glenn Alinskie dan Nastusha yang Bikin Chelsea Olivia Luluh)

"Tapi, jika dilihat dari bahan-bahan kolak yang memanfaatkan potensi lokal, kemungkinan besar itu terjadi," papar Fadly.

Gula aren yang dipakai dalam kolak dapat ditemui dengan mudah dari ujung timur hingga barat Tanah Air.

Ditambah lagi Indonesia menjadi negara pengekspor gula aren terbesar di dunia.

Disamping gula aren, Indonesia merupakan negara tropis dimana bahan baku untuk membuat kolak seperti pisang dan ubi tumbuh dengan subur.

(Baca: Ramalan Zodiak untuk Kamis 31 Mei 2018: Capricorn Bakal Dapat Rejeki Nomplok nih!)

"Itu artinya sejak beraba-abad lalu, bahan makanan ini sangat eksis di nusantara," ucap Fadly.

"Ini menunjukan bagaimana perpaduan lokal dan Islam bisa cocok sebagai bagian dari tradisi Islam nusantara, " tambahnya.

Keberadaan kolak pun sudah sangat melekat di hati masyarakat Indonesia.(*)