Sedang Berjemur, Wanita ini Dipukuli Polisi Secara Membabi Buta, Ini 4 Fakta Di Baliknya
"Aku tahu betapa memilukannya perasaan kehilangan yang dialami istri dan keluargaku. Aku minta maaf karena istri dan keluargaku harus mengalami ini sebab tidak ada cara lain," sesal Arkady.
Terlepas apapun motif di balik skema 'pura-pura mati' tersebut, kritik pedas dilayangkan kelompok advokasi jurnalis dan media Internasional, Reporters Without Borders.
Direktur Reporters Without Borders, Christophe Deloire mengungkapkan, "Kami sangat kecewa dan marah dengan manipulasi yang dilakukan dinas rahasia Ukraina. Bermain-main dengan fakta merupakan hal yang sangat berbahaya bagi sebuah pemerintahan," tulisnya di Twitter.
Dalam sebuah wawancara dengan CBS News, otoritas Reporter Without Borders juga menyatakan betapa 'menyedihkan' nya pembunuhan settingan tersebut.
"Sangat melegakan dapat mengetahui Arkady masih hidup namun kami tetap menyesalkan pihak berwenang Ukraina telah bermain dengan fakta, tak peduli apapun motif mereka," ujar otoritas Reporters Without Borders.
Si pembunuh bayaran dan teror mencekam di Ukraina
Kepala Dinas Keamanan Ukraina, Vasyl Gritsak mengungkapkan utusan Rusia yang dikirim untuk menghabisi nyawa Arkady merupakan seorang warga negara Ukraina.
Pembunuh bayaran itu dibayar sebesar 40.000 dollar.
Tak hanya itu, Gritsak juga menyebut terdapat plot yang lebih dahsyat di balik rencana pembunuhan Arkady. Yakni sejumlah tindakan teror di Ukraina yang direncanakan Dinas Keamanan Rusia.
Hal ini dilatari pengakuan si pembunuh bayaran yang akan membeli ratusan kilo bahan peledak dan 300 senapan AK-47 untuk melancarkan aksi teror tersebut.