Find Us On Social Media :

Rumahnya Tak Kunjung Dibangun, Sejumlah Pembeli Menyandra Pimpinan Perusahaan Properti di Manado

By Dewi Lusmawati, Kamis, 31 Mei 2018 | 14:17 WIB

Presiden Komisaris Lippo Group Theo L Sambuaga dan Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya disandera pembeli Holland Village Manado, di ruangan Talaud Satu, lantai lima Aryaduta Hotel Manado

Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID- Jika kita membeli rumah tentu berharap akan bisa segera menempatinya.

Apalagi jika kita sudah membayar lunas harga pembelian rumah.

Lantas, apa jadinya jika rumah yang kita beli tak kunjung jadi?

Tentu akan sangat mengecewakan.

Hal demikianlah yang mungkin sekira dialami oleh sejumlah pembeli rumah di Manado.

BACA: 5 Tips Sederhana, Biar Rumah Nggak Kemalingan Saat Ditinggal Mudik

Dikutip Grid.ID dari Tribun Manado, Selama hampir dua jam Presiden Komisaris Lippo Group Theo L Sambuaga dan Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya disandera puluhan pembeli perumahan Holland Village Manado.

Kedua petinggi perusahaan itu disandera di ruangan Talaud Satu, lantai lima Aryaduta Hotel Manado.

Pertistiwa ini terjadi pada Rabu (30/5/2018).

Dua pintu keluar tampak ditutup dengan kursi dan meja agar pimpinan Lippo Group tak bisa meninggalkan ruangan.

Kedua petinggi perusahaan Lippo Group ini disandera karena para pembeli meminta mereka untuk menandatangani peryataan yang menyatakan bahwa jika sampai 1 Juli 2018 tidak memenuhi janji membangun rumah, maka perusahaan akan mengembalikan uang yang telah dikeluarkan pembeli.

BACA: Kisah Bocah 6 Tahun yang Selamatkan 1.000 Anjing dari Rumah Jagal

Menurut pengakuan salah satu pembeli rumah, Rivai Rompis, ia meminta agar pihak manajemen Lippo Group berhenti membohongi pembeli.

"Saya sudah bayar uang sampai Rp 1,9 miliar untuk dapat rumah di Holland Village, tapi sampai sekarang tidak ada pembangunan sama sekali," ujar Rivai

"Ini sudah pertemuan ke lima, dan saya sudah menunggu empat tahun untuk mendapatkan rumah itu. Tapi, jangankan kunci, rumahnya pun sampai sekarang belum ada," ucapnya.

Namun, permintaan menandatangani pernyataan hitam di atas putih dari konsumen itu tak dipenuhi oleh kedua pimpinan Lippo Group.

"Bulan Juni nanti kami sudah akan mulai membangun, jadi kami tidak ingin menandatangani apa saja perjanjian hitam di atas putih," ujar Theo Sambuaga dengan tegas.

BACA: Kisah Roman McConn, Bocah 6 Tahun yang Selamatkan 1.000 Anjing dari Rumah Jagal

Ia menambahkan, kedatangannya dari Jakarta ke Sulut adalah untuk menyelesaikan masalah ini.

"Jika bapak dan ibu tak mau menerima usulan kami, maka silahkan lapor ke polisi. Tapi, yang jelas saya datang dari jauh ke sini untuk memastikan kalau pembangunan akan dilakukan dengan serius " ujarnya.

Theo juga menjanjikan akan memberikan kunci rumah pada pembeli pada bulan Desember 2018.

"Tahap satunya akan diserahkan Bulan Desember 2018, tahap kedua tiga bulan setelah itu," papar Theo L Sambuaga yang juga pernah beberapa kali menjabat menteri ini.

Yongki Mailuhu, pembeli lainnya juga mempertanyakan nasib dari pembeli yang rumahnya berada di bantaran sungai.

BACA: Letakkan Koin di Dalam Freezer Kulkas Sebelum Meninggalkan Rumah untuk Mudik, Ini Kegunaannya

"Lalu bagaimana dengan kami yang memilih tempat disekitaran bantaran sungai? Karena, sesuai aturan harus 15 meter jauhnya dari bantaran sungai. Tapi, ini sudah sangat dekat," aku dia.

Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya mengatakan bagi pemilik rumah di bantaran sungai akan dipindahkan sesuai keinginan.

"Bapak dan ibu bisa pilih langsung tempatnya, karena kami masih mempertimbangkan faktor keselamatan juga," tegasnya.

Sekitar 45 menit kemudian Kapolresta Manado, Kombes Pol FX Surya Kumara dan belasan polisi datang ke lokasi.

Kapolresta meminta bagi para konsumen yang belum puas dengan hasil mediasi ini, silakan menempuh jalur hukum.

BACA: Inneke Koesherawati Siap Solat Ied Bareng Suami di Rumah Tahanan

"Silakan laporkan saja, di sini ada Kasat Reskrim pasti ditindaklanjuti," ucapnya.

Mengingat waktu yang sudah semakin malam, perwira tiga bunga itu lalu membubarkan pertemuan tersebut.

Sementara itu, dikutip dari Wikipedia, Lippo Group adalah sebuah perusahaan besar di Indonesia yang didirikan oleh Mochtar Riady.

Grup ini memulai usaha dengan Bank Lippo yang telah berganti nama dan berubah posisi sahamnya menjadi Bank CIMB Niaga.

Perusahaan ini kemudian mengembangkan diri di usaha properti yang kemudian berkembang di Indonesia, Tiongkok dan beberapa negara lainnya.

BACA: Tak Baik Dikonsumsi Untuk Tubuh, Ternyata Boraks Ampuh Bersihkan Rumah

Lippo Group bergerak di bidang properti meliputi kota satelit, perumahan, kondominium, perkantoran kelas A, pendidikan, pusat industri, pusat belanja, hotel, golf dan rumah sakit.

Selain di usaha properti juga melakukan pengembangan bisnis eceran, telekomunikasi, dan berbagai jenis usaha lainnya.

Di bisnis eceran menguasai beberapa usaha seperti Matahari Putra Prima meliputi Foodmart, Matahari Dept. Store dan Hypermart serta eceran di produk kesehatan dan kecantikan.

Lippo juga memiliki usaha di bidang media, telekomunikasi, teknologi informasi dan TV kabel.

Tak hanya itu, Lippo Goup turut pula berkecimpung di jasa keuangan seperti perbankan, asuransi, dan lainnya dengan fokus di Asia.

BACA: 5 Perawatan Rumahan Untuk Menghilangkan Bintik Putih Pada Kuku

Saat ini, perusahaan tersebut dipimpin oleh James Riady, anak Mochtar Riady. Pada tahun 2016.

Perusahaan ini bahkan mulai merencanakan sebuah kota baru, yaitu Meikarta.

Kota ini terletak di Cikarang, dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2021.(*)