Menurut buku The Devil's Cloth, History of Stripes, anggapan garis-garis adalah lambang iblis ada dalam dari sebuah surat di alkitab.
Namun ada teori lain yang menganggap bahwa orang zaman dulu sangat tak nyaman melihat pola garis-garis pada pakaian karena tak bisa membedakan mana sisi depan dan belakang baju.
Anggapan salah kaprah itu kemudian hilang setelah revolusi Amerika terjadi.
Saat revolusi terjadi di Amerika banyak orang mengenakan pakaian bergaris-garis sebagai simbol kebebasan pandangan dan pemikiran yang tak lagi kaku.
BACA : Lukis Wajah Biar Mirip Superhero, Seminggu Kemudian Lihat Apa Terjadi Pada Wajah Bocah Laki-laki Ini
Hal ini turut mempengaruhi juga bendera Amerika Serikat yang bergaris-garis.
Pakaian dengan model bergaris-garis kemudian menyebar hingga ke Prancis.
Tapi pemikiran zaman pertengahan kembali menyeruak lantaran pola bergaris-garis juga sudah digunakan oleh para narapidana.
Mau tak mau Amerika Serikat menerapkan pola bergaris-garis putih dan hitam untuk membedakan mana tahanan, mana masyarakat.
Lantas hal ini menyebar ke seluruh dunia dan menjadi trademark bahwa tahanan/narapidana diharuskan memakai baju bergaris-garis untuk menunjukkan mereka pernah berbuat tindakan buruk.(Seto Aji/Grid)