Grid.ID - Pernah terpikirkan di benak anda kenapa baju narapidana yang dipenjara bergaris-garis?
Rupanya ada kepercayaan mistis akan hal ini.
Awalnya dimulai dari Eropa saat itu masyarakat disana percaya bahwa garis-garis sering diasosiasikan sebagai perwujudan iblis.
Lantas sejak abad ke-12 pola garis-garis ditetapkan untuk orang atau entitas sebagai sebuah perbedaan dan penyakit.
BACA : Sungguh Mulia, Berbekal Naik Sepeda Motor Aiptu Nasaruddin Bonceng Ibu dan Jasad Bayinya
Namun saat itu pola baju bergaris-garis bukan teruntuk untuk narapidana saja.
Saat itu pengunaan pakaian berpola garis-garis juga dikenakan oleh orang-orang prostitusi, algojo, non-nashrani, penderita lepra, badut hingga para ksatria yang tidak setia.
Beragam pekerjaan atau tindakan yang dianggap buruk oleh masyarakat dapat diasosiasikan dengan pakaian garis-garis.
Bahkan ada kejadian hukuman mati pada tahun 1310 di Prancis karena baju garis-garis.
Pada tahun tersebut di Prancis ada seorang pembuat sepatu yang mengenakan baju bergaris-garis.
BACA : Wanita Muda Memamerkan Payudara Lewat Fitur Google Maps, Videonya Pun Jadi Viral
Tanpa melalui proses pengadilan, pembuat sepatu itu lantas dihukum mati akibat memakai baju bergaris-garis.
Menurut buku The Devil's Cloth, History of Stripes, anggapan garis-garis adalah lambang iblis ada dalam dari sebuah surat di alkitab.
Namun ada teori lain yang menganggap bahwa orang zaman dulu sangat tak nyaman melihat pola garis-garis pada pakaian karena tak bisa membedakan mana sisi depan dan belakang baju.
Anggapan salah kaprah itu kemudian hilang setelah revolusi Amerika terjadi.
Saat revolusi terjadi di Amerika banyak orang mengenakan pakaian bergaris-garis sebagai simbol kebebasan pandangan dan pemikiran yang tak lagi kaku.
BACA : Lukis Wajah Biar Mirip Superhero, Seminggu Kemudian Lihat Apa Terjadi Pada Wajah Bocah Laki-laki Ini
Hal ini turut mempengaruhi juga bendera Amerika Serikat yang bergaris-garis.
Pakaian dengan model bergaris-garis kemudian menyebar hingga ke Prancis.
Tapi pemikiran zaman pertengahan kembali menyeruak lantaran pola bergaris-garis juga sudah digunakan oleh para narapidana.
Mau tak mau Amerika Serikat menerapkan pola bergaris-garis putih dan hitam untuk membedakan mana tahanan, mana masyarakat.
Lantas hal ini menyebar ke seluruh dunia dan menjadi trademark bahwa tahanan/narapidana diharuskan memakai baju bergaris-garis untuk menunjukkan mereka pernah berbuat tindakan buruk.(Seto Aji/Grid)