Grid.ID - Mulai 9 Juni 2018, pemerintah Israel melarang wisatawan Indonesia berkunjung ke Israel.
Kebijakan diterbitkan sebagai bentuk balasan atas pelarangan turis Israel masuk ke Indonesia.
Israel selama ini diketahui menjadi gerbang masuk untuk ziarah keagamaan oleh penganut tiga agama, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi.
Keputusan Israel untuk melarang turis Indonesia masuk berarti melarang wisatawan Indonesia untuk berziarah ke beberapa situs keagamaan.
Ditutupnya akses turis Indonesia untuk berkunjung ke Israel juga berdampak pada Palestina.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Asosiasi Tour Travel Agent Indonesia (Asita), Asnawi Bahar.
Baca juga : Mudik Lewat Jalur Selatan, Nikmatilah Keindahan 56 Pantai di Sepanjang Rute
Ia mengatakan dalam jangka panjang hal ini akan merugikan Israel.
Baik Israel atau Palestina akan kehilangan banyak devisa yang seharusnya masuk dari pariwisata.
"Soal kerugian, tidak ada dampak kerugian yang banyak, bahkan nyaris tidak ada. Karena kita kan membuang devisa ke sana, dan kuantitas masyarakat kita ke sana juga tidak banyak," ujar Asnawi yang dikutip dari KompasTravel, Kamis (31/5/2018).
Ia mengatakan dari puluhan agen tour travel yang menyediakan perjalanan ke sana, tiap satu bulan sekitar lima sampai enam perjalanan saja yang bisa diakomodir.
Sementara itu Melissa Agustiana, pemilik Mala Tour (salah satu agen tour travel yang mengakomodir wisatawan Indonesia ke Israel) mengatakan justru yang akan terkena dampak ialah masyarakat Palestina yang mengandalkan pemasukan dari sektor wisata.
"Karena mereka itu sumbangan devisa utamanya pariwisata kan, kalau orang datang ke sana nginep di hotel-hotel Palestina, beli suvenir, beli jualan-jualannya itu membantu perekonomian mereka banget, di tengah kesulitan kerja," ujar Melissa.
Ia mengatakan orang Indonesia sangat royal saat berbelanja di Palestina.
Baca juga : 6 Festival Lampion di Asia, Serupa Perayaan Waisak di Candi Borobudur
Selain karena situs wisata yang paling banyak, juga soal kepedulian sosial.
Melissa dengan beberapa agen tour travel di sana juga mengkhususkan untuk berbelanja di toko Palestina sebagai bentuk dukungan, untuk keberlangsungan masyarakat Palestina.
Menurutnya jika Israel menutup jalur wisatawan Indonesia, mereka bisa kehilangan 1,3 juta orang Indonesia yang tiap tahunnya pergi ke Israel.
"Dari data kami tahun kemaren (2017) itu 1,3 juta orang Indonesia yang berangkat ke Israel dari semua agama, campur. Kalau itu ditutup, berapa pengurangan devisa mereka, besar," tutur Melissa.
Bagi agen tour travel seperti milik Melissa, perjalanan wisata ke Israel hanya sebagai pelengkap destinasi-destinasi yang ada.
Baca juga : Hadapi Gempuran Rudal Israel, Pemuda Palestina Gunakan Layang-layang Sebagai Senjata
Dengan demikian, dengan ditutupnya jalur wisata tersebut dirinya merasa tidak terlalu terdampak.
"Yang dikhawatirkan juga itu tour travel yang khusus wisata religi ke Timur Tengah, yang ke Israel, omset mereka pasti tutup," terang Melissa.
Sementara jumlah agen tour travel yang khusus melayani wisata rohani ke Israel (Israel-Palestina) ada sekitar 40 agen.
Tahun 2018, sekitar 15 orang yang sudah terjadwal akan berangkat ke Israel lewat agen tour travel terpaksa batal.
Rombongan terbanyak yang membatalkan rencana pemberangkatan ke Israel, menurut Melissa, ada pada bulan Desember tepatnya libur Natal. (*)
Baca juga : Panjangnya Hanya 25 Mil, 4 Hal Ini Sebabkan Jalur Gaza Jadi Titik Konflik Israel-Palestina
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wisatawan Indonesia Dilarang ke Israel, Ini Kerugiannya