Find Us On Social Media :

'Sate Ayam 50 Tusuk', Inilah Sepenggal Cerita Unik Presiden Soekarno dengan Sate

By Septiyanti Dwi Cahyani, Sabtu, 2 Juni 2018 | 13:55 WIB

Presiden Soekarno dan cerita uniknya tentang sate

Grid.ID - Sate adalah makanan yang terbuat dari potongan daging kecil-kecil.

Daging-daging itu kemudian ditusuk-tusuk dengan tusukan lidi atau tusukan sate yang kemudian dipanggang dengan bara arang kayu.

Sate bisa disajikan dengan berbagai macam bumbu.

Dikutip dari Wikipedia, Sate berasal dari Jawa dan dapat ditemukan di mana saja di seluruh wilayah Indonesia.

Sate juga sudah dianggap sebagai salah satu makanan nasional Indonesia.

Tak hanya di Indonesia, sate juga populer di beberapa wilayah negara Asia seperti Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand.

BACA JUGA Bukan Karena Hamil, Inilah 6 Alasan Terlambat Menstruasi, Salah Satunya Perlu Diwaspadai nih!

Nah, jadi sebenarnya bagaimana kisah asal usul sate di Indonesia?

Pada abad ke 19, banyak pedagang Muslim Tamil dan Gujarat datang ke Indonesia.

Para pedagang tersebut membawa olahan daging kambing bakar yang disebut kebab.

Awalnya, masyarakat Indonesia memasak daging dengan cara direbus.

Namun, setelah mengenal kebab tradisi lama itu mulai ditinggalkan.

BACA JUGA Sering Salah Kaprah, Sudah Tahu Bedanya Lotek, Gado-gado, Karedok, Ketoprak, dan Pecel?

Masyarakat Indonesia lebih senang makan daging sapi atau kambing dengan cara dibakar.

Kata sate sendiri berasal dari bahasa Tamil, yaitu catai yang artinya adalah daging.

Seiring berjalannya waktu, sate semakin berkembang dan menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.

Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki menu sate yang khas.

Sementara itu, di balik kepopuleran sate di Indonesia, ternyata ada sepenggal kisah unik antara Presiden Soekarno dengan makanan yang berasal dari daging ini.

BACA JUGA Bantu Musisi Jalanan, Berapa ya Hasil Ngamen Nagita Slavina dan Raffi Ahmad?

Saat dalam perjalanan pulang, Bapak Proklamator Indonesia ini melihat tukang sate.

Beliau lalu memanggilnya dan memesan sate dengan mengatakan "Sate ayam lima puluh tusuk".

Rupanya saat itu, Presiden Soekarno baru saja diangkat sebagai petinggi negara.

Menurut Presiden Soekarno, momen makan sate itulah yang menjadi perayaan pengangkatan dirinya sebagai petinggi negara.

Konon, pesanan sate sebanyak 50 tusuk itu juga menjadi perintah pertama Sang Proklamator.(*)